TKSK Teladan Jatim

Nur Soleh

Nur Soleh
Menjadi Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) memang tidak mudah, karena miliki tiga fungsi yang melekat yaitu fungsi koordinasi, fasilitasi dan adminitrasi. Hal itu disampaikan salah satu TKSK Teladan di Jawa Timur, Nur Soleh dalam menjalankan tugasnya selama ini dalam membantu masyarakat.
“Fungsi administrasi, catat apa yang kamu kerjakan dan kerjakan apa yang kamu catat,” ujar Nur Soleh yang memiliki prinsip sebagai TKSK yaitu komitmen dan kemauan, belum lama ini.
Dari tiga fungsi itu, lanjutnya, sebenarnya yang paling penting itu adalah fungsi koordinasi. Dimana semuanya harus dicatat segala sesuatu yang dikerjakan, karena dengan catatan itu merupakan data sebenarnya kalau berhubungan dengan aktivitas. “Bersyukur, kita selaku TKSK bisa melakukan dengan dengan sesuai sesuai harapan dari penanganan di lapangan seperti fungsi koordinasinya,” ujarnya asli warga Surabaya ini.
Selama ini, lanjutnya, memang TKSK berupaya menangani hal-hal yang yang selama ini dibutuhkan oleh masyarakat. Seperti menemukan warga masyarakat yang sakit dan tidak mampu, ditangani, dikoordinasikan dengan pihak pemerintah atau rumah sakit agar penderita yang kurang mampu ini bisa di tangani dulu untuk menyelamatkan nyawa penderita.
Selanjutnya, TKSK juga bekerjasama dengan perusahaan yang memiliki CSR untuk bisa membantu penderita yang tidak mampu tersebut. “Terkadang TKSK juga membayari terlebih dahulu,” akunya dulu juga pernah menjadi PSM (Pekerja Sosial Masyarakat).
Dijelaskannya TKSK dalam operasionalnya tidak mendapatkan honor, tapi namanya tali asih. “Istilahnya hanya uang saku semacam penghormatan tiap bulan Rp500 ribu, menerimanya setiap tiga bulan sekali. Jadi satu tahun hanya menerima empat kali, triwulan sekali, dengan cara kita melaporkan semua kegiatan kita nanti baru kita dilaporin ke provinsi,” ujarnya.
Tali asih itu sebesar Rp500 ribu berasal dari Kementerian Sosial. Sejak era Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar parawansa, TKSK melakukan komunikasi. “Rasa syukur selalu terucap, karena Ibu Khofifah mengapresiasi,” ujarnya.
Apresiasi itu itu berupa tambahan tali asih dari APBD Provinsi sebesar Rp500 ribu, sehingga sebulan menerima Rp1 juta. Sementara kabupaten/kota itu bervariasi ada yang memasukkan sesuai dengan kemampuan daerahnya.
Selain itu baru-baru ini Gubernur Khofifah Indar Parawansa memberikan bantuan sebanyak 10 jenis dan motor untuk daerah-daerah yang susah dijangkau. “Kami sebenarnya menginginkan sebuah mobil untuk bisa menjangkau di wilayah kabupaten/kota se Jatim untuk koordinasi TKSK karena 10 jenis sepeda motor susah membaginya, karena di Jatim itu ada 38 kabupaten/kota dan ada 666 orang TKSK,” tandas Nur Soleh.
Terkait dengan keluarganya, Nur Soleh mengaku kalau seluruh anggota keluarganya sangat mendukung dengan segala aktivitasnya sebagai relawan TKSK. “Baik istri dan ketiga anak saya sangat mendukung. Saya juga selalu mengutamakan keluarga,” katanya. [rac]

Rate this article!
TKSK Teladan Jatim,5 / 5 ( 1votes )
Tags: