TMMD Ke-104 di Provinsi Jawa Timur Sentuh Bidang Pendidikan

Kapendam VBrawijaya, Kolonel Inf Singgih Pambudi Arinto.

Surabaya, Bhirawa
Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-104 di Jawa Timur tidak hanya menyentuh aspek pembangunan nasional di wilayah setempat. Melainkan menyentuh aspek pendidikan dan taraf hidup sehat masyarakat yang menjadi sasaran program TMMD ke 104.
Kapendam V Brawijaya, Kolonel Inf Singgih Pambudi Arinto mengatakan, bukan hanya fokus bagi pembangunan di desa terisolir saja. Keberadaan Satgas TMMD di setiap daerah, juga memiliki visi penting, khususnya dalam meningkatkan taraf pendidikan, hingga kesehatan warga.
“Terutama di sektor pendidikan. Di beberapa daerah, seperti di Sumenep. Disana, mereka (Satgas) membangun sebuah Madrasah untuk masyarakat sekitar,” kata Kolonel Inf Singgih Pambudi Arinto, Selasa (26/3).
Selain membangun Madrasah, sambung Singgih, Satgas TMMD di lokasi itu rutin mengajak anak-anak di desa Larangan Kerta, Kecamatan Batu Putih, untuk mengikuti kegiatan bimbingan belajar (Bimbel) yang sengaja digelar setiap sore hari.
“Setiap sore, biasanya dimulai pukul 16.00-16.30 ada bimbel yang dilakukan Satgas TMMD. Kadang ada juga yang mengajar di beberapa Madrasah setempat,” jelasnya.
Ternyata, peningkatan kualitas pendidikan yang dilakukan oleh Satgas kepada masyarakat, bukan hanya berlangsung di Kabupaten Sumenep, Madura saja. Namun, terdapat beberapa daerah lainnya, termasuk diantaranya ialah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Ketika di konfirmasi, Dansatgas TMMD Kodim 0812/Lamongan, Letkol Arh Sukma Yudha Wibawa membenarkan hal tersebut. Menurutnya, Satgas di bawah kendalinya saat ini, sedang berupaya untuk menciptakan Desaku Pintar yang sengaja dipusatkan di desa Kelorarum.
Pihaknya mengaku, program itupun mendapat dukungan dari pihak Pemkab Lamongan, khususnya Dinas Pendidikan setempat. “Harapannya nanti, ketika penutupan desa Kelolarum bisa menjadi desa ke-57 dalam program Desaku Pintar di Kabupaten Lamongan,” ungkapnya.
Program Desaku Pintar, sambung Sukma, lebih cenderung mengarah pada gerakan 1821. Dimana gerakan tersebut merupakan himbauan kepada para orang tua untuk berhenti menggunakan gadget pada pukul 18.00-21.00 WIB.
“Gerakan ini dinilai efektif untuk mencegah, ataupun mengatasi kecanduan seseorang terhadap gadget,” pungkasnya. [bed]

Tags: