TNI AL-Dinkes-RSUD Asembagus Gelar Pelatihan Keselamatan Penyelam

Personel TNI AL dan Dinkes Situbondo saat melakukan praktek bagi penyelam tradisional di Pasir Putih kemarin (24/7). [sawawi/bhirawa].

Situbondo, Bhirawa
Lembaga Kesehatan Kelautan TNI AL bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo menggelar Penyuluhan Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik bagi Penyelam Tradisional dan Petugas Kesehatan, Selasa (24/07). Kegiatan
Penyuluhan Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik bagi Penyelam Tradisional dan Petugas Kesehatan ini dilakukan di kompleks Hotel Sidomuncul II Wisata Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo. Sejumlah komunitas penyelam Situbondo, nelayan, tenaga kesehatan, para dokter, Direktur RSUD dr. Abdoer Rahem, Direktris RSUD Asembagus ikut ambil bagian pada kegiatan trsebut.
Kolonel Laut (K) Dr. H. Ahmad Samsulhadi Kepala Lembaga Kesehatan Kelautan TNI AL mengatakan, tujuan dari Penyuluhan Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik bagi Penyelam Tradisional dan Petugas Kesehatan ini, selain untuk menyebarkan ilmu pengetahuan penanganan kesehatan dan keselamatan bagi para penyelam tradisional juga untuk melatih tata cara menyelam sesuai dengan SOP yang ada. “Penyuluhan ini diharapkan bisa menekan terjadinya kecelakaan dalam menyelam di wilayah laut Kabupaten Situbondo,” jelas Kolonel Laut (K) Dr. H. Ahmad Samsulhadi kemarin.
Kolonel Laut (K) Dr. H. Ahmad Samsulhadi juga fokus membahas tentang penyakit dekompresi akibat kecelakaan dalam menyelam dengan menggunakan Terapi Oksigen Hiperbarik. “Penyuluhan tersebut dilakukan secara teori dan praktek langsung tata cara menangani seorang penyelam yang mengalami dekompresi akibat kecelakaan saat menyelam,” tuturnya.
Selain itu, imbuh Kolonel Laut (K) Dr. H. Ahmad Samsulhadi, untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan dalam menyelam para peserta dibekali ilmu tentang menyelam terbaru. “Agar tidak terjadi kecelakaan dalam penyelaman, maka masyarakat yang beraktifitas menyelam harus memahami prosedur menyelam yang benar, termasuk menggunakan peralatan selam yang memadai,” urainya.
Dr. H. Ahmad Samsulhadi, anggota TNI AL menambahkan praktek dengan melakukan simulasi cara penanganan kesehatan bagi penyelam yang mengalami dekompresi saat menyelam menggunakan alat terapi oksigen hiperbarik yang dimasukkan ke dalam alat chamber. “Proses korban kecelakaan menyelam yang dimasukan ke dalam alat chamber selama 8 jam. Begitu proses chamber tersebut selasai, maka korban kecelakaan akibat menyelam itu harus dibimbing agar dapat menggerakkan organ tubuh. Begitu organ tubuh korban kecelakaan penyelam tersebut sudah dirasa nyaman, maka korban akibat kecelakan menyelam tersebut dinyatakan normal oleh dokter yang menangani atau yang memberi terapi,” pungkas Kolonel Laut (K) Dr. H. Ahmad Samsulhadi. [awi]

Tags: