TNI – Polri Tingkatkan Penjagaan Obyek Vital PLTU Paiton Probolinggo

Pengunjung alun-alun Probolinggo kutuk aksi teror bom dengan bubuhkan tanda tangan

(Kutuk Aksi Teror Bubuhkan Tanda Tangan)

Probolinggo, Bhirawa
Ada yang tidak seperti biasanya di Alun-alun Kota Probolinggo, Minggu pagi 13/5sore. Sejumlah pengunjung, berkerumun di depan pintu masuk alun-alun. Rupanya ada aksi membubuhkan tanda tangan di selembar banner berukuran 1,5 x 4 meter. Tua dan muda, laki dan perempuan turut dalam aksi pengumpulan tanda tangan yang diprakarsai Polres Probolinggo Kota (Polresta) tersebut. Mereka tanpa diminta, melakukan tanda tangan dengan spidol yang disediakan panitia.
Banyaknya warga, 2 banner atau spanduk 1,5×4 meter yang disediakan polresta, penuh. Bahkan, ada pengunjung yang hendak membubuhkan tanda tangan yang dilengkapi nama itu, tidak kebagian.
Pengunjung tidak perlu diminta dan diajak, setelah tahu ada pengumpulan tanda tangan, mereka dengan sukarela melakukan hal tersebut. Salah satunya adalah Sri Herawati, 29, warga Kelurahan/ Kecamatan Mayangan. Ibu muda yang bersama anaknya ini mengaku, terketuk hatinya. Spidol yang dipinjami petugas, kemudian ditorehkan ke spanduk yang berdiri di depannya.
Demikian pula dengan Polres Probolinggo bergerak cepat dengan mengerahkan pasukan dalmas dan deteksi bahan peledak (handak). Keduanya meningkatkan penjagaan di sejumlah tempat ibadah. Terutama pengamanan objek vital (obvit) di PLTU Paiton. Ratusan personel diturunkan untuk pengamanan tempat ibadah dan obvit. Sebagai upaya antisipasi terjadinya ledakan bom di tempat lain.
Kegiatan pengamanan yang dilaksanakan Polres Probolinggo di beberapa gereja di Kota Kraksaan, seperti Gereja KJW, Gereja Santo Paulus, dan obvit PLTU Paiton. Tampak personel yang diterjunkan untuk melakukan sterilisasi di seluruh gereja yang akan melaksanakan kegiatan ibadah.
Guna menghindari barang-barang yang mencurigakan. Termasuk memeriksa lebih ketat kendaraan keluar masuk ke area PLTU Paiton. Kegiatan pengamanan tersebut pelayanan pada masyarakat. Hal ini diungkapkan Kapolres Probolinggo AKBP Fadly Samad, Senin 14/5.
“Kami juga turunkan personel perketat penjagaan di obvit PLTU Paiton. Karena Kabupaten Probolinggo juga memiliki obvit yang begitu besar berupa PLTU Paiton,” katanya.
Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Probolinggo menyampaikan keprihatinannya atas kejadian yang terjadi di Surabaya. Mereka juga membacakan deklarasi penolakan akan sikap barbar pelaku. Ada 5 poin penting dalam deklarasi yang dilakukan Minggu 13/5 kemarin.
Isi deklarasi di antaranya, ikut bela sungkawa duka cita atas gugurnya anggota yang menjadi korban; mendukung pelaksanaan ibadah semua agama dan kepercayaan dengan aman; mengajak seluruh umat beragama untuk tidak terpancing upaya adu domba; serta mempercayakan penanganan teroris kepada aparat keamanan.
Dandim 0820 Letkol Depri Rio Saransi mengatakan, pihaknya siap membantu pihak kepolisan untuk mengamankan dan menciptakan Kota Probolinggo dalam situasi yang kondusif. “Kami siap mendukung penuh aparat kepolisian untuk menciptakan Kota Probolinggo dalam situasi yang kondusif,” terangnya.
Selain itu, ia meminta agar masyarakat tak menyebarkan, baik foto ataupun video pengeboman tersebut. “Saya menganjurkan dan memerintahkan baik ke anggota saya dan masyarakat, tolong jangan dipublikasikan foto-foto yang sudah disebar. Karena itu merupakan tujuan pelaku teror. Mereka ingin warga panik dan merasa terancam,” pintanya.
Ketua FKUB Abdul Halim juga meminta kepada masyarakat agar tak bertindak atau main hakim sendiri. “Jika ada pelanggaran, maka harus dilaporkan agar segera ditindak. Mengingat kita adalah negara hukum. Jadi jangan main hakim sendiri,” tandasnya.
Sekertaris MUI Dawam Iksan meminta agar aparat keamanan juga mencari dan menangkap pelaku intelektual yang ada di balik aksi itu. “Yang paling penting, siapa pelaku intelektualnya. Dan, hal itu harus segera diungkap agar dapat segera ditangkap,’ tambahnya.(wap).

Tags: