Tol Gempol-Pandaan Ciptakan Kemacetan di Simpang Empat Taman Dayu

Antrean kendaraan yang mengular di simpang empat Taman Dayu, Desa Karangjati, Kecamatan Pandaan dari arah selatan (Malang) yang akan menuju gerbang pintu Tol Gempol - Pandaan, Selasa (16/6) sore.

Antrean kendaraan yang mengular di simpang empat Taman Dayu, Desa Karangjati, Kecamatan Pandaan dari arah selatan (Malang) yang akan menuju gerbang pintu Tol Gempol – Pandaan, Selasa (16/6) sore.

Pasuruan, Bhirawa
Beroperasinya Tol Gempol-Pandaan yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat (12/6) kemarin digadang-gadang untuk mengurangi kemacetan di daerah Apollo, Gempol maupun yang menuju Kejapanan.  Namun sebaliknya, pasca peresmian itu justru kemacetan mengular pindah di simpang empat Taman Dayu, Desa Karangjati, Kecamatan Pandaan. Terutama antrean kendaraan dari arah Malang yang akan masuk gerbang pintu tol Pandaan.
Penyebab dari kemacetan itu lantaran kondisi jalan yang kurang siap, termasuk juga pembangunan infrastruktur pendukung juga kurang memadai. Pantauan di lokasi, Selasa (16/6) sore, antrean panjang kendaraan terjadi di traffic light simpang empat Taman Dayu. Ini disebabkan semua kendaraan menumpuk dari arah selatan (Malang) akan menuju ke tol Pandaan. Kondisi ini terjadi di jam-jam sibuk yakni pagi hari dan sore hingga menjelang petang hari. Bahkan, antrean makin mengular di saat weekend (Sabtu-Minggu), kemacetannya mencapai 5-8 km.
“Kemacetannya luar biasa setelah tol Gempol-Pandaan dibuka. Ini saja, kami sudah satu jam lebih macet mulai dari Kecamatan Sukorejo tadi. Kira-kira 4-5 km macetnya. Jika tiap harinya seperti ini kami merugi dalam hal biaya operasional, lantaran bensin semakin boros akibat macet. Belum lagi kami ini harus datang tepat waktu ke Surabaya,” keluh Hadi Suyono, sopir pikap yang membawa sayuran dari Malang menuju Surabaya, Selasa (16/6).
Sebelum adanya Tol Pandaan-Gempol, kendaraan dari arah Malang yang menuju Surabaya langsung masuk ke Jalan Raya By Pass Pandaan. Kondisi berbeda terjadi di jalur sebaliknya, Surabaya-Malang yang terpantau lancar.
Kondisi yang sama dirasakan oleh Moh Ilham. Ia bersama keluarganya yang menggunakan kendaraan mini bus jenis Avanza mengaku terkena macet imbas dari beroperasinya tol. Hanya saja, mereka bersabar karena ingin mencoba melewati Tol Gempol-Pandaan yang hingga saat ini masih diujicoba.
“Iya kami juga terjebak macet. Tapi tidak apa-apa, mumpung tol Gempol-Pandaan masih gratis hingga dua hari ke depan, kami rela. Soalnya, view di tol yang baru diresmikan itu katanya pemandangannya bagus. Terlihat gunung-gunung Arjuno dan Welirang yang indah saat sore hari. Makanya kami rela terkena macet,” kata Moh Ilham bersama keluarganya yang akan menuju Surabaya.
Kasatlantas Polres Pasuruan AKP Untung Bagyo Riyanto melalui KBO Satlantas Polres Pasuruan AKP Iptu Sukiyanto mengakui infrastruktur tak memadai serta median jalan sebelum crossing ke tol terlalu dekat menjadi faktor utama penyebab kemacetan tersebut.
Menurutnya, kemacetan paling parah terjadi saat jam masuk dan pulang kerja. Bahkan  ironisnya lagi terjadi saat weekend, kendaraan mengular hingga Kecamatan Sukorejo. “Kami akui ruang jalan terlalu sempit bagi kendaraan untuk crossing. Median jalan sebelum crossing ke tol terlalu dekat, sehingga kendaraan besar juga susah berbelok. Termasuk juga jeda waktu trafic light tak bisa mengatasi padatnya kendaraan saat ini,” tandas AKP Iptu Sukiyanto saat dikonfirmasi.
Sukiyanto menjelaskan idealnya Jalan Raya Karangjati itu harus memiliki tiga jalur. Dengan demikian setidaknya tidak terjadi kemacetan yang mengular setiap harinya pasca beroperasinya Tol Gempol-Pandaan. “Jalannya tidak ideal. Seharusnya ada tiga jalur yakni dua jalur digunakan kendaraan yang akan masuk tol, sedangkan satu jalurnya lagi untuk kendaraan yang berbelok kiri ke arah By Pass Pandaan. Tapi kondisi saat ini masih ada dua jalur,” tegasnya.
Terpisah, Direktur PT Margabumi Adhikaraya Tol Gempol-Pandaan Sutiyono mengungkapkan pihaknya akan mengkaji ulang kemacetan ini bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jatim.  “Kami saat ini memantau dulu selama seminggu ke depan. Selanjutnya, akan kami evaluasi langkah-langkah selanjutnya,” pungkas Sutiyono. [hil]

Tags: