Tol Paspro Akan Menggeser Dua Bangunan SD

SDN Jorongan II Kecamatan Leces yang diperkirakan juga terkena imbas proyek jalan tol.

(Pemasangan Alat Peredam Dikhawatirkan Tidak Bisa Maksimal)
Probolinggo, Bhirawa.
Pembebasan lahan untuk proyek pembangunan jalan Tol Pasuruan – Probolinggo (Paspro) di dua desa yakni Desa Jorongan Kecamatan Leces, dan Desa Wringinanom, Kecamatan Sumberasih terkendala bangunan Sekolah Dasar (SD). Kontruksi bangunan proyek tol ini akan melewati dua bangunan SD tersebut meski tidak 100 persen.
Hingga saat ini, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tol Paspro, Kementerian PU dan Perumahan Rakyat sedang berunding. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tol Paspro, Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, Agus Minarno, Senin (13/2) mengatakan, secara keseluruhan, rencana bangunan tol Paspro ini memang tidak melintasi dua bangunan SD. “Jalan tol itu nanti berada di samping dua SD itu. Khawatirnya, kalau dipaksakan nanti akan mengganggu aktivitas belajar mengajar di dua SD itu,” katanya.
Pihaknya sudah survei beberapa waktu lalu dengan memasang peredam. Harapannya, apapun aktivitas pembangunan proyek tol, hingga tol itu sudah mulai beroperasi , suara kebisingan tidak akan mengganggu aktivitas di dua SD tersebut. “Tapi kami memperkirakan, jika alat itu dipasang, khawatirnya nanti tidak akan berfungsi maksimal. Harga alat itu sangat mahal dan harus impor dari Jepang,” paparnya.
Akhirnya, kata Agus, pihaknya sedang berunding ke pemerintah Kabupaten Probolinggo. Intinya, pihaknya ingin memindahkan dua bangunan SD itu dari lokasinya sekarang. “Kami ingin memindahkan bangunan itu ke tanah lain. Jadi, kami akan bangung gedung SD baru sebagai pengganti SD yang lama, karena SD lama akan kami gunakan untuk bangunan tol ini,” tandasnya.
Agus menjelaskan, sekalipun bangunan SD akan dipindah, pihaknya berjanji akan membuat bangunan SD yang sesuai dengan standarnya. Artinya, bangunan itu sama dengan bangunan sebelumnya. Bahkan, ia akan berusaha membuat bangunan yang lebih baik dengan fasilitas yang memadai.
“Semoga ini bukan menjadi kendala yang berarti. Kalau boleh , kami akan bangun SD baru sebelum dipindah, biar nasibnya terjamin. Kami akan upayakan bangunan barunya dekat dengan bangunan lamanya,” imbuhnya.
Agus menyebutkan, selain di Kota Probolinggo, progres pembangunan saat ini juga mulai di kerjakan di wilayah Grati hingga Nguling. “Untuk Kota Probolinggo, pembangunan sudah dilakukan di Kedunggaleng dan Pakistaji (Kecamatan Wonoasih),” ujar Agus.
Di Kelurahan Kedunggaleng sejumlah pekerja tengah menyelesaikan pembangunan box culvert jumbo. Namun, box culvert itu nantinya tak digunakan sebagai gorong- gorong. Melainkan jadi akses warga yang dilintasi proyek tol atau semacam terowongan ketika proyek tol rampung digarap. “Meskipun sebutannya box culvert, ini bukan gorong-gorong. Tapi, semacam terowongan untuk lalu lintas masyarakat sekitar tol nanti setelah selesai,” beber Agus.
Pembangunan Tol ini diawali dari Kota Probolinggo. Mengigat dari 3 wilayah yang ada, Kota Probolinggo telah selesai terlebih dulu pembebasan lahannya. Tol Paspro ini rencananya akan dibangun dengan panjang 31,30 Kilometer (Km). Pembangunanya ada tiga sesi, yakni sesi satu, dua dan tiga.
Untuk sesi satu, nantinya akan melewati Grati – Nguling sepanjang 8 km. Sesi dua, perbatasan Nguling, Pasuruan – Sumberasih, Probolinggo sepanjang 6 Km. Sesi tiga akan melewati Sumberasih – Leces sepanjang 17,30 km. Tol ini diperkirakan membutuhkan lahan sekitar 271 hektar dan atau sekitar 3000 bidang. Nantinya, akan ada tiga simpang susun yakni Tongas, simpang susun Probolinggo Barat, Simpang Susun Leces. [wap]

Tags: