Tol Tuntas, Disnak Jatim Sulit Kontrol Lalu Lintas Daging Impor

Daging impor disinyalir bisa dengan mudah merembes ke Jatim seiring tuntasnya pembangunan jalan tol lintas Jawa, karena pengawasan keluar masuk produk peternakan jadi sulit dipantau.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Pembangunan jalan tol lintas Jawa memang baik untuk laju perekonomian, namun di sisi lain ternyata hal tersebut membuat kesulitan tersendiri untuk melangsungkan pengawasan keluar masuk produk, di antaranya produk peternakan.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur (Disnak Jatim) mengaku kesulitan mengontrol daging impor dan lalu lintasnya di Jatim pasca tuntasnya pembangunan jalan tol lintas Jawa.
“Saat tim melakukan sidak ditemukan daging impor di beberapa daerah. Seperti di Jombang, Tulungagung dan beberapa kota lainnya. Tapi yang jelas kami tidak merekom,” kata Sekretaris Disnak Jatim Budi Sarwoto, Minggu (27/1).
Terkait jumlahnya, pihaknya tidak menyebut secara resmi tonase daging impor yang ditemukan. Namun, seluruh temuan daging itu rembesan dari Jakarta, dan tidak terlalu banyak. Selain itu kebijakan impor daging beku hanya dikeluarkan Jakarta.
Merembesnya daging beku impor ke Jawa Timur menurut Budi, dikarenakan imbas banyaknya akses masuk. Mulai jalan tikus desa hingga Tol Trans Jawa. Budi mengatakan, kalau selesainya tol yang menghubungkan antar provinsi sedikit menyulitkan pihaknya dalam melakukan pengawasan.
Kendaraan atau truk bisa langsung masuk Jawa Timur tanpa melalui pos pengecekan provinsi di perbatasan. “Mereka pengepul bisa masuk dari Jakarta turun ke Grati Pasuruan tanpa melewati check point (pemeriksaan) milik Disnak Jatim,” ujarnya.
Karena itu Disnak Jatim telah melayangkan surat ke semua daerah untuk lebih mengawasi masalah daging impor yang masuk ke pasar tradisional. Sementara ini jika ditemukan dipastikan ilegal.
“Karena kita tidak mengeluarkan rekomendasi impor daging itu. Kecuali untuk pasar tertentu, seperti horeka (hotel, restoran dan katering, red),” katanya.
Untuk melangsungkan pengawasan terhadap daging beku impor, Disnak Jatim juga telah bekerjasama dengan Satgas Pangan Tim akan langsung menindak temuan daging beku. Sebelumnya Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) menemukan peredaran daging impor di sejumlah pasar tradisional di Surabaya.
Diperkirakan, memasuki masa Natal dan Tahun Baru kemarin suplainya mencapai satu peti kemas (kurang lebih 20 ton) per hari. PPSDS mensinyalir kondisi tersebut sudah terjadi cukup lama. [rac]

Tags: