Tolak Angkutan Online, Supir Angkot Datangi Pemkab Tuban

Para sopir angkutan kota di Kabupaten Tuban saat melakukan aksi unjuk rasa di Gedung DPRD, menuntut agar Ojek Online (Ojol) di larang beroperasi di Tuban.

Tuban, Bhirawa
Puluhan sopir angkutan kota (Angkot) di Kabupaten Tuban melakukan aksi unjuk rasa ke Kantor Bupati Tuban dan Kantor Gedung DPRD, menuntut agar Ojek Online (Ojol) dilarang beroperasi di Tuban.
Seperti yang disampikan Mochamad Ikhsan Hadi, koordinator aksi, dengan adanya Ojol yang berada di Bumi Wali, akhirnya berdampak pada hasil pendapatan yang dirasa kian hari tambah menurun.
“Kita ditarget pemilik Armada sehari Rp70 ribu, penumpang tidak banyak lagi, belum lagi kalu masuk bengkel karena mobil yang sudah tua, terus keluarga di nafkah apa,” teriak Ikhsan di depan Kantor Pemkab Tuban (9/8)
Menurutnya, dulu angkutan Lyn A, B, C memang dimaksudkan untuk alat transportasi untuk pelejar. Namun, untuk saat hal itu tidak ada lagi, karena siswa banyak yang sudah menggunakan kendaraan bermotor, itupun belum diketahui mereka (pelajar, red) itu memiliki dokumen berkendaraan apa tidak.
“Kalau angkutan diberdayakan lagi, kami yakin bisa mengurangi angka kecelakaan yang di dominasi usia produktif atau pelajar,” tambahnya.
Bukan hanya itu saja, alat transportasi yang baru saja diresmikan oleh Bupati harusnya bisa dibatasi jam operasionalnya serta dilarang melintasi trayek angkutan, karena dirasa hal tersebut, juga menjadikan berkurangnya penumpang angkutan.
” Untuk Angkutan Lingkungan yang barusan di Launching, permintaan kami ada pembentasan jam operasinal dan jalur yang dilewati,” terangnya.
Setelah berorasi, para peserta aksi diterima Joko SarwonoAsisten, Pemerintahan Sekda Kabupaten Tuban untuk melaksanakan audiensi.
Mantan Camat Semanding ini mengatakan, pihaknya akan mencatat segala tuntutan dari Paguyuban supir dan pemilik Angkutan Tuban, dan segera membuat tim kajian dengan pihak-pihak yang terkait untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada.
“Ini akan kita laporkan pada pimpinan, dan dalam waktu seminggu ini tim kajian yang kami bentuk akan mengkaji yang menyertakan dari Paguyuban untuk mencari solusi,” tambahnya.
Untuk diketahui, angkutan yang beroperasi di kota Tuban, ada sekitar 30 unit Lyn kuning, 10 Armada Lyn hijau dan aktif hanya 8 buah, sedangkan untuk Lyn Merah ad 10 unit yang aktif hanya satu. Sementara untuk biaya yang dikeluarkan bagi penumpang hanya Rp4000 jarak jauh maupun dekat. (Hud)

Tags: