Tolak Kenaikan BBM, Mahasiswa Bakar Boneka Jokowi

Mahasiswa yang tergabung dalam KAMMI membakar boneka mirip Jokowi di DPRD Jatim sebagai bentuk protes atas kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, Kamis (20/11).

Mahasiswa yang tergabung dalam KAMMI membakar boneka mirip Jokowi di DPRD Jatim sebagai bentuk protes atas kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, Kamis (20/11).

DPRD Jatim, Bhirawa
Puluhan mahasiswa yang tergabung dengan  KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) melakukan aksi di DPRD Jatim, Kamis (20/11) siang menolak keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi per 18 November. Dengan membakar boneka mirip Jokowi, puluhan mahasiswa ini, menuding pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla sudah mengabaikan suara dan derita rakyat kecil.
Ketua Umum KAMMI Jawa Timur  Wahyu Dani Woro mengatakan kebijakan menaikkan harga BBM sama halnya pemerintah tidak mendengar suara dan jeritan rakyat kecil. Dan dari sejumlah kajian yang dilakukan KAMMI, menyebutkan mencabut subsidi BBM tidak bisa menjadi alasan menambah beban negara. Sebab, masih banyak anggaran negara yang belum terserap dan jumlahnya lebih besar daripada subsidi BBM.
APBN 2013 menyebutkan, anggaran belanja negara mencapai Rp 1.842 triliun. Sementara penyerapan anggaran hanya Rp1.166 triliun atau 67,6 persen. “Sementara subsidi BBM tidak bisa disebut membenani APBN, karena masih banyak anggaran  yang belum terserap. Bahkan banyak APBN yang dikorupsi,  begitupula dengan besarnya belanja pegawai yang notabene justru membebani APBN,” terang Wahyu.
Penghapusan subsidi, lanjut Wahyu Doni sangat merugikan rakyat kecil. Sebab pengguna BBM 65 persen adalah rakyat kelas bawah, 27 persen masyarakat menengah dan 6 persen masyarakat kelas atas.  “Dari data yang ada, 82 persen di antaranya pengguna BBM bersubsidi adalah kendaraan roda dua yang kebanyakan dimiliki masyarakat menegah ke bawah,” urai dia.
Dalam aksi tersebut, mahasiswa KAMII awalnya bergabung dengan massa Pergerakan  Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Namun, di tengah aksi, tiga kelompok mahasiswa ini pecah.  Massa HMI dan PMII ditemui Ketua Komisi A DPRD Jatim Fredy Poernomo dan Cipto dari Fraksi Partai Gerindra.
Sedangkan, massa KAMMI memilih bertahan di luar halaman. Dalam aksinya, massa KAMMI sempat anarkis, mereka merobohkan pintu pagar gedung DPRD Jatim. Tidak puas dalam aksinya, puluhan mahasiswa dengan kawalan ketat aparat kepolisian, melanjutkan aksi mereka dengan membakar boneka presiden Jokowi.
Pada kesempatan yang sama, Decja Verrian koordinator aksi KAMMI mengatakan keputusan Presiden Jokowi menaikkan BBM sangat menyengsarakan rakyat. ” Harga minyak dunia turun, justru BBM naik. Ini membuktikan kalau visi misi Presiden Jokowi tidak mampu menyejahterakan rakyat,”ungkap dia.
Decta melanjutkan, alasan untuk membangun infrastruktur bukanlah menjadi alasan mendasar untuk menaikkan BBM.” Masih banyak pos lainnya untuk menyuplai infrastruktur. Bukan justru menaikkan BBM ,”terangnya.
Sementara itu, dalam aksi tersebut mahasiswa mengeluarkan beberapa tuntutan antara lain menolak keputusan pemerintah menaikkan harga BBM dan meminta Presiden Jokowi meninjau ulang putusan menaikkan harga BBM. “Kami mengimbau seluruh elemen masyarakat mendesak pemerintah untuk mengindahkan suara rakyat kecil,” terang dia. [cty]

Tags: