Tolak Risma ke Jakarta, Warga Surabaya Demo

 Ibu-ibu Warga Surabaya yang berunjuk rasa menolak Risma ke Jakarta, di depan Gedung DPRD Kota Surabaya, Selasa (9/8) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi]

Ibu-ibu Warga Surabaya yang berunjuk rasa menolak Risma ke Jakarta, di depan Gedung DPRD Kota Surabaya, Selasa (9/8) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi]

Surabaya, Bhirawa
Gerakan warga Surabaya menolak Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ke Jakarta dalam Pilkada DKI 2017 terus bergulir. Warga Surabaya yang terdiri dari ibu-ibu, para pemuda, dan warga kampung lawas, menggelar aksi unjuk rasa di Balai Kota Surabaya, Selasa (9/8) kemarin. Mereka meminta Tri Rismaharini agar tetap melanjutkan masa jabatannya hingga 2020 mendatang.
Poster-poster berbunyi ‘Bu Risma milik arek Suroboyo’, ‘ Jangan jadikan Wali Kotaku Petugas Partai’, juga Relawan Lingkungan Surabaya Tak Rela Bu Risma ke Jakarta, mereka bentangkan selama aksi. Semula, sekitar pukul 10.00 WIB, mereka menggelar aksi di depan Gedung DPRD Kota Surabaya di Jalan Yos Sudarso. Orasi mereka lakukan bergiliran di depan gedung tersebut.
Ketua Aliansi Perempuan Jatim Aciek Lutfianah mengklaim, semua warga Surabaya pasti tidak rela kalau Risma ke Jakarta. “Aksi ini datang dari hati Nurani rakyat Surabaya. Jadi, kalau ada warga yang mendorong Bu Risma ke Jakarta, mereka bukan warga Surabaya!” Kata Aciek.
Ia  menegaskan, sebagai warga Surabaya, Aliansi Perempuan Jatim resah dengan adanya isu majunya Risma sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta 2017. “Kalau untuk Pilkada DKI Jakarta kami tidak mau, tapi kalau maju mencalonkan Presiden kami siap mendukung,” katanya.
Aciek menjelaskan, Risma pernah berjanji kepada warga Surabaya untuk memimpin hingga lima tahun ke depan. Karena itu, kemarin mereka menagih janji Wali Kota Surabaya. Namun, keinginan mereka untuk bertemu Wali Kota Surabaya tidak membuahkan hasil. Puluhan pengunjuk rasa tersebut akhirnya ditemui Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya, Hendro Gunawan. Dia menegaskan, Wali Kota Surabaya tetap bekerja seperti biasa.
Sementara, Sekretaris Pusura, Zakaria Ansori menuntut agar Risma tidak dijadikan petugas partai yang harus menuruti kehendak partai pengusungnya. “Bu Risma jadi wali kota itu karena rakyat, bukan partai. Kalau tetap memaksa ke Jakarta, kami akan menggugat,” ujarnya.
Di lain pihak , Koalisi Kekeluargaan yang tergabung dalam tujuh koalisi parpol di DKI memastikan akan menyiapkan Tri Rismaharini untuk maju di Pilgub DKI. Alasannya, mantan kepala Bappeko kota Surabaya ini dinilai mampu mengatasi permasalahan di DKI.
“DKI butuh gubernur yang banyak bekerja tapi tak banyak bicara seperti Incumbent. DKI juga butuh pemimpin yang tak suka marah-marah dan tidak suka menghujat. Kami melihat hal itu tampak di dalam diri bu Risma,”ungkap Sekjen DPP PAN, Eddy Soeparno di Surabaya.
Eddy mengatakan alasan dipilihnya Risma karena yang bersangkutan sudah menunjukkan keberhasilannya dalam memimpin Surabaya. “Beliau mampu mengatasi masalah banjir dan turun ke gorong-gorong dan ikut mengatasi banjir. Ini yang merupakan salah satu alasan kami memilih Risma,”jelasnya.
Realisasi dukungan ke Risma, Eddy berharap agar anggota koalisi kekeluargaan yaitu PDIP untuk mengkomunikasikannya dengan Risma. “Kami ingin PDIP berinisiatif untuk ke bu Risma. Kami akan back up penuh pengusungan Risma di Pilgub DKI,”pungkasnya.
Lantaran itu, Eddy berharap Risma bersedia dipinang parpol-parpol untuk pencalonan sebagai gubernur pada Pilgub DKI mendatang. Ia menilai, hanya sosok Risma, calon yang sepadan dengan Ahok. “Kami dan warga Jakarta benar-benar meminang Bu Risma. Kami bisa memberikan jaminan kepada seluruh kader, akan kerja siang dan malam untuk memenangkan Risma,” jelasnya.
Lantas bagaimana dengan banyaknya warga Surabaya yang menolak Risma ke Jakarta?. Eddy menganggap hal itu sudah biasa, karena kecintaan warga Surabaya terhadap Risma. “Dulu saat Pak Jokowi meninggalkan Solo juga ditangisi oleh warganya, tapi setelah jadi gubernur, dan sekarang jadi presiden justru masyarakat Indonesia mengAmini,” ujarnya.
Saat ini, kata Eddy, PAN terus membangun komunikasi intensif dengan PDI-P terkait Pilkada DKI. Tujuh parpol koalisi kekeluargaan juga terus inten komunikasi terkait siapa calon yang bakal diusung pada Pilgub DKI. “Selain nama Bu Risma, biar nanti jubir koalisi aja yang bicara, siapa saja tokoh yang kini dibidik parpol koalisi. Semoga Bu Risma mau kami pinang,” tandasnya.
Sekedar diketahui, tujuh partai politik akhirnya sepakat membentuk koalisi baru untuk mengusung calon gubernur yang akan menjadi lawan Ahok di Pilkada DKI 2017. Koalisi gemuk tersebut dinamai koalisi kekeluargaan.
Tujuh parpol tersebut adalah PAN, PDIP, Gerindra, Demokat, PKB, PKS, dan PPP. Ketujuh parpol yang diwakili petinggi masing-masing partai bertemu membahas koalisi tersebut hari ini di Restoran Bunga Rampai Jakarta. [geh.cty]

Tags: