Tolak Rusuk di Kota Probolinggo, Ribuan Warga Ramaikan Colour Run

Warga Probolinggo longmarch 7 km tolak kerusuhan.

Kota Probolinggo, Bhirawa
Ribuan masyarakat Probolinggo tumplek blek di Jalan A Yani Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, mengikuti acara colour run, Minggu 16/6. Gelaran tersebut untuk menolak aksi kerusuhan yang sempat terjadi pada 21-22 Mei lalu di Jakarta.
Kapolres Probolinggo Kota, AKBP Alfian Nurrizal, Minggu 16/6 mengatakan kegiatan ini merupakan agenda bersama dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dengan sejumlah elemen masyarakat. “Kegiatan ini sebagai bentuk penolakan terhadap aksi kerusuhan yang terjadi beberapa waktu lalu di Jakarta,” katanya.
Saat ini proses perselisihan hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres masih berlangsung di Mahkamah Konsitusi (MK). “Agar proses tersebut bisa berjalan aman, damai tanpa ada persoalan yang mengakibatkan kerusuhan di dalam bangsa ini,” jelasnya.
Untuk wilayah Kota Probolinggo berdasarkan pemantauan intelijen dinilai aman dan damai tanpa ada gejolak apapun soal pemilu. “Bisa terlihat tidak ada provokator yang menjadi perusuh di Kota Probolinggo,” ungkapnya.
Dengan adanya kegiatan colour run #tolak kerusuhan ini, menurut Alfian sebagai wujud keberagaman baik dari unsur parpol maupun elemen masyarakat. “Semua berkumpul disini dengan melakukan jalan dan senam bersama menunjukan kedamaian. Dengan harapan Kota Probolinggo bisa lebih sejahtera ke depannya,” paparnya.
Seluruh jajaran kepolisian resor (Polres) Probolinggo bersama masyarakat melakukan ‘longmarch’ sejauh kurang lebih 7 kilometer. Massa menelusuri jalanan perkampungan atau “Aleng-aleng Kampung” , sembari melakukan kampanye damai dan menolak ajakan demo, serta menolak adanya kerusuhan pasca pemilihan umum 2019.
Maraknya hoaks, serta kian santernya ujaran kebencian yang sengaja disebar ke media sosial oleh pihak tak bertanggung jawab menjadi atensi serius polis guna meredam konflik di masyarakat. Kapolres Probolinggo AKBP Eddwi Kurniyanto meminta masyarakat lebih pintar dalam menerima informasi dengan memilah mana informasi yang benar dan oaks.
“Mari kita turunkan emosi, untuk menolak semua ajakan demo maupun kerusuhan atas penolakan hasil Pilpres yang di sengketakan di Mahkamah Kostitusi, saya berharap semua warga Probolinggo bisa menjaga kedamaian NKRI,” ujarnya.
Usai “Longmarch” , masyarakat bersama kepolisian yang juga diikuti unsur TNI, langsung membubuhkan tanda tangan di atas banner putih, sebagai bentuk mendukung perdamaian dan menolak ajakan kerusuhan.
Sementara hal berbeda dilakukan Polres Probolinggo Kota. Masyarakat bersama Forkopimda menggelar “Colour Run”. Colour Run dipilih sebagai wujud kecintaan, terhadap Negara Indonesia.
Kapolresta Probolinggo AKBP Alfian Nurrizal mengatakan filosofi warna – warni colour run merupakan bentuk keragaman namun tetap dalam bingkai kebersamaan sebagai bangsa Indonesia. “Kami ingin masyarakat tetap rukun dan damai, dalam jalinan bhineka tunggal ika atau berbeda-beda suku bangsa namun tetap satu jua,”kata Alfian.
Oleh karenanya Alfian mengimbau masyarakat, agar tetap damai dan sama-sama menolak segala upaya, yang dapat membenturkan sesama warga Indonesia. Di Tuban, muspida bersama kaum milenial gowes bareng menyusuri jalanan kota sambil menyerukan Tuban Bumi Wali yang damai dan harmonis.
Mereka menolak adanya kerusuhan di negeri tercinta Indonesia meski pada pemilu lalu ada perbedaan pilihan. Kapolres Tuban AKBP Nanang Haryono bersama para muspida, anggota TNI dan Polri juga turut menyerukan Deklarasi tolak kerusuhan.
“Event ini merupakan satu diantara pendekatan kepada masyarakat sebagian komitmen untuk tetap menjaga suasana kondusif di Bumi wali Tuban. Serta masyarakat Tuban agar tetap menjaga persaudaraan dan menjunjung tinggi persatuan serta menolak kerusuhan.” tambahnya.(Wap)

Tags: