Tontonan Sarat Sejarah dan Tidak Membosankan Harus Dilestarikan

Salah satu peserta Festival  Seni Jaranan  Nusantara I dalam rangka peringatan Hari Jadi ke-70 Provinsi Jatim 2015 di Bakorwil Madiun, Jumat (9/10).

Salah satu peserta Festival Seni Jaranan Nusantara I dalam rangka peringatan Hari Jadi ke-70 Provinsi Jatim 2015 di Bakorwil Madiun, Jumat (9/10).

Bakorwil Madiun Gelar Festival Seni Jaranan Nusantara I
Madiun, Bhirawa
Kesenian jaranan merupakan kesenian tradisional yang telah hidup dan berkembang di masyarakat termasuk di wilayah Bakorwil Madiun. Seni ini memiliki ciri khas dalam setiap pertunjukannya. Pada saat ini, pengembangan seni pertunjukan tradisional sudah dipengaruhi oleh masuknya budaya modern yang memberikan pengaruh pada berbagai unsur pendukung seninya.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepunahan seni budaya tradisional  termasuk kesenian jaranan di antaranya semakin berkembangnya kebudayaan atau kesenian populer.
“Melihat kenyataan akan kecanggihan teknologi dan perkembangan budaya masyarakat, perhatian terhadap seni pertunjukan tradisional perlu ditingkatkan. Salah satu bentuk perhatian atau pelestarian budaya ini adalah digelarnya Festival Seni Jaranan Nusantara I yang diadakan dalam rangka Hari Jadi ke-70 Provinsi Jatim oleh Bakorwil Madiun. Kegiatan ini diharapkan dapat melihat eksistensi kesenian jaranan di masing-masing daerah di wilayah Bakorwil Madiun,”kata Kepala Bakorwil Madiun Dr Gathot Hendro Priyono pada pembukaan Festival Seni Jaranan Nusantara I di halaman Bakorwil Madiun, Jumat (9/10).
Dijelaskan Gathot Hendro Priyono dalam perkembangan saat ini kesenian jaranan mengalami desakralisasi dengan gerakan yang semakin bervariasi, sehingga tidak ada pakem yang pasti. Meski demikian, tontonan yang sarat sejarah masa ini tidak pernah membosankan untuk ditonton masyarakat. “Ya, dengan menyaksikan kesenian jaranan ini maka kita telah ikut melestarikan kebudayaan tradisional. Kalau bukan kita yang melestarikan warisan leluhur, lantas siapa lagi,”paparnya.
Panitia Festival Seni Jaranan Nusantara I di Bakorwil Madiun Drs Ec Rus Budijono MM, Ak, IFRS, CA menjelaskan tarian jaranan merupakan kesenian yang memiliki asal beragam dan sejarah yang panjang. Kesenian ini lahir saat kerajaan kuno Jatim berdiri, sehingga dapat dikatakan kesenian ini adalah tradisi leluhur dari masyarakat Jatim.
“Di era modern ini masih ada masyarakat yang melestarikan kesenian daerah yang berumur ratusan tahun untuk mengingat sejarah dan asal usul kita. Kita patut berbangga tentang hal ini. Di saat banyak orang melupakannya kita masih berkesempatan untuk mengenalnya,”ungkap Rus Budijono yang juga Kepala Bidang Kemasyarakatan Bakorwil Madiun.
Dikatakannya, tarian jaranan atau kuda lumping juga disebut jaran kepang merupakan salah satu cabang kesenian yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah di Jatim. Kesenian ini menggunakan instrumen berupa anyaman bambu atau daun pandan yang dianyam-anyam yang dibentuk sedemikian rupa hingga mirip seperti kuda. Tarian jaranan ini populer di daerah Jatim mulai Ponorogo, Kediri, Tulungagung, Nganjuk, Malang hingga Banyuwangi. Dalam perkembangannya kesenian ini mengalami desakralisasi dengan bertambahnya variasi musik pengiring seperti samroh, dangdut atau campursari.
Karena itu Bakorwil Madiun bersemangat melestarikan kebudayaan bangsa, melestarikan warisan leluhur, kebudayaan adiluhung  untuk membangun budaya ini menjadi tuah rumah di negeri sendiri. “Salah satu usaha untuk membuat hal tersebut hidup dan lestari adalah dengan mengadakan Festival Seni Jaranan Nusantara I sewilayah kerja Bakorwil Madiun,” katanya.
Dijelaskan Rus Budijono maksud diadakan Festival Seni Jaranan Nusantara I  di Bakorwil Madiun agar secara konsisten melestarikan kebudayaan jaranan di wilayah kerja Bakorwil Madiun. Kegiatan ini diharapkan juga dapat menjadi agenda resmi tahunan yang bertepatan dengan Hari Jadi Provinsi Jawa Timur. Sedang tujuannya, mengangkat pariwisata Jatim umumnya dan kabupaten/kota di wilayah kerja Bakorwil Madiun. Melalui pertunjukan festival jaranan ini diharapkan kesenian jaranan bisa menjadi salah satu daya tarik wisatawan serta untuk melestarikan budaya luhur bangsa Indonesia.
“Yang jelas hasil yang diharapkan, wilayah Bakorwil Madiun dapat menjadi daya tarik wisata kesenian jaranan karena jaranan merupakan kesenian yang sudah lama berkembang. Selain itu festival seni ini diharapkan dapat menjadi agenda tahunan yang diacarakan pada Hari Jadi Provinsi Jatim,”harapannya.
Dalam rangka peringatan Hari Jadi ke-70 Provinsi Jatim pada 2015 ini, Bakorwil Madiun selain mengadakan Festival Seni Jaranan Nusantara I pada Jumat (9/10) yang dibanjiri warga, juga menggelar Festival Makanan Khas Daerah, Kamis (8/10). Kegiatan ini diharapkan menjadi peluang usaha baru di daerah, khususnya kuliner.
Festival Seni Jaranan Nusantara I di Bakorwil Madiun yang diselenggarakan dalam peringatan Hari Jadi Provinsi Jatim ke-70 pada 2015 ini merupakan kegiatan yang pertama kali. Festival tersebut diikuti 8 peserta dari kabupaten/kota se-wilayah Bakorwil Madiun. Sebagai juara I Kota Blitar, juara II Kabupaten Blitar dan juara III Kabupaten Trenggalek. Para pemenang diberikan piagam penghargaan dan piala serta uang pembinaan. [Sudarno]

Tags: