Toto Suharto: Gandeng Digital Natives Kembangkan ”Internet of Things”

Managing Director of PT Robert Bosch Automotive (RBA, Toto Suharto saat menjelaskan teknologi IoT yang bisa menghasilkan alat dan nantinya bisa dipasarkan kepada beberapa digital natives di Bosch Branch Office Surabaya, Kamis (2/5) kemarin. [achmad tauriq/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Untuk mengikuti perkembangan ekosistem bisnis Internet of Things (IoT) di Indonesia yang semakin pesat, Bosch selaku perusahaan penyedia layanan dan teknologi global telah memahami besarnya potensi Indonesia di masa depan. Untuk itu Bosch mengajak para digital natives untuk mengikuti kompetisi pengembangan solusi IoT bertajuk Bosch IoT Hackathon 2019 yang akan digelar pada Oktober 2019 mendatang.
Managing Director of PT Robert Bosch Automotive, Toto Suharto saat dikonfirmasi Bhirawa di Bosch Branch Office Surabaya, Kamis (2/5) kemarin mengungkapkan ajang ini bertujuan menumbuhkan kreativitas dan semangat inovasi di kalangan digital natives di Indonesia yakni para maker, data scientist, hacker, IoT enthusiast dan developer.
“Bosch IoT Hackathon 2019 akan menyatukan para digital natives untuk beradu ide di ranah IoT guna memecahkan problematika di Indonesia, terutama yang berkaitan dengan manufaktur pintar, mobilitas pintar, kota pintar, agrikultur pintar serta solusi IoT untuk peningkatan kualitas lingkungan,” terangnya.
Toto menambahkan kompetisi berformat hackathon ini menantang para peserta untuk secara berkelompok saling berpacu menyusun dan mengembangkan ide sampai ke model bisnisnya, kemudian mempresentasikannya di hadapan tim juri dengan hanya dalam waktu 60 jam.
“Target utama kami adalah dengan adanya kompetisi ini akan hadir ide-ide kompetitif yang memungkinkan bisa dijadikan produk atau solusi yang bisa dipasarkan. Dan dari hasil kompetisi tersebut nantinya sang juara akan mendapatkan bimbingan dari Bosch hingga ketingkat Internasional serta akan mendapatkan dana dukungan pengembangan ide hingga Rp100 juta,” jelasnya.
Sementara itu secara global, Bosch telah menjalankan hackathon sejak 2014 dan telah menjadi ajang tahunan yang prestisius. “Harapan Bosch, lewat hackathon perdana kami akan lahir produk atau layanan IoT yang orisinal dan khas bagi masyarakat Indonesia,” ujar Toto.
Untuk mensosialisasikan kompetisi hackathon, Bosch juga menggelar rangkaian pelatihan (Bosch Class) dan temu wicara (Bosch Talk) di Surabaya, Jakarta, Bandung dan Yogyakarta yang melibatkan pemerintah, akademisi dan pelaku industri.
Di setiap kota, Bosch telah mengkustomisasi tema Bosch Talk sesuai keunggulan dan ciri masing-masing area seperti smart manufacturing di Surabaya, smart mobility di Jakarta, smart cities di Bandung, dan smart agriculture/aquaculture di Yogyakarta. “Tema manufaktur pintar atau smart manufacturing tepat merepresentasikan Surabaya, mengingat kota ini dan wilayah di sekitarnya menjadi salah satu sentra manufaktur penting di Indonesia,” katanya.
Direktur Industri Elektronika dan Telematika, Kementerian Perindustrian, R Janu Suryanto sangat mengapresiasi dengan digelarnya Bosch IoT Hackathon 2019, karena akan bisa menambah pengetahuan bagi para Sumber Daya Manusia yang ada di Indonesia.
“Kami sangat mengapresiasi kompetisi Hackathon karena akan berdampak langsung bagi SDM yang ada di Indonesia khususnya dalam hal software. Sementara di Indonesia sendiri minim terhadap kemampuan hardware. Sehingga nantinya akan ada manfaatnya saat hardware tersebut di beri software oleh SDM anak-anak Indonesia,” pungkasnya.
Janu juga berharap perusahaan-perusahaan yang lainnya juga menggelar hal yang sama, sehingga bisa menambah ilmu bagi anak-anak Indonesia. “Jangan hanya yang dipikirkan sektor bisnisnya saja, tapi juga kalau bisa membagi ilmu kepada anak-anak Indonesia sehingga juga ikut berkembang,” katanya. [riq]

Tags: