Tourism Darurat Terorisme

foto ilustrasi

Modus tragedi terorisme Bali (2002), semakin kerap mengguncang kota-kota dunia di area wisata. Barcelona (Spanyol) menjadi kota ke-5 sasaran teroris, setelah Paris, London, Madinah dan Makkah. Patut dikhawatirkan, lokasi-lokasi ter-aman dan terindah di dunia akan menjadi sasaran terorisme. Seperti luluh-lantaknya kota indah “seribu satu malam” (Baghdad, Irak). Kota-kota wisata dengan keramaian kunjungan (dan hiburan) menjadi sasaran terorisme brutal.
Sindikat ISIS meng-klaim sebagai pelaku terror akhir pekan lalu. Namun boleh jadi itu hanya pengakuan palsu, untuk menutupi situasi sulit. Karena sebenarnya ISIS telah terdesak di Suriah dan di Irak. Sehingga seluruh dunia patut waspada, terorisme bisa dilakukan sindikat lokal. Bahkan telah marak pula “lone wolf” terorisme, yang dilakukan secara individual, seorang diri! Pengacau keamanan lokal lebih berbahaya, karena lebih mengetahui detil situasi dalam negeri.
Teror di Barcelona merupakan modus konvensional (dilakukan di dua lokasi). Telah dilakukan sejak tragedy menara kembar WTC di Amerika Serikat (AS). Serta bom Bali, tahun 2002 lalu. Kawasan Placa Catalunya, Barcelona, salahsatu lapangan utama terletak di Las Ramblas. Sangat dikenal kalangan wisatawan asing. Keramaian di Las Ramblas, menjadi target sasaran pertama (17 Agustus, siang). Lalu berlanjut di Cambrils, kota pelabuhan di Spanyol.
Kurang dari 12 jam sebelumnya juga terjadi ledakan pada malam hari di sebuah rumah di Kota Alcanar, 200 km di selatan Barcelona. Terorisme yang makin marak, sadis dan dilakukan berbarengan di dua lokasi. Hal yang sama pernah terjadi di Arab Saudi. Dua kali terjadi ledakan bom dilakukan dekat dengan al-haramain (dua tempat suci) pada hari-hari akhir Ramadhan. Makkah dan Madinah. Dua ledakan terjadi pada hari Senin, 29 Ramadhan.
Kota-kota damai dengan mayoritas penduduk beragama Islam, menjadi incaran utama terorisme brutal. Selain itu, teroris berlanjut menyasar tempat damai lainnya. Area pejalan kaki yang eksotik di kota Nice Perancis disatroni teroris lokal, seketika membunuh lebih dari 84 jiwa (termasuk 10 anak-anak). Serangan yang sama terjadi di London Bridge dan Borough Market. Sebelumnya (Mei 2017), bom meledak di konser musik Ariana Grande, Manchester, Inggriis.
Patut dikhawatirkan, lokasi-lokasi ter-aman dan terindah di dunia akan menjadi sasaran terorisme. Terutama kawasan timur tengah menjadi sasaran paling empuk terorisme. Seperti luluh-lantaknya kota “seribu satu malam” (Baghdad, Irak). Begitu pula kota Lebanon, yang dulu sebagai kota pendidikan, kini telah berubah menjadi kawasan perang. Kini saatnya seluruh dunia (bersama-sama) meng-akhiri terorisme.
Diperlukan paduan gerak bangsa-bangsa seluruh dunia memerangi terorisme. Tidak sekadar mem-bumi hanguskan sarang teroris. Melainkan harus memahami “sumbu ledak-nya.” Diperlukan penelitian dan pemetaan dengan melibatkan peneliti independen. Perlu pula pensiunan perwira militer yang pernah terlibat perang terhadap terorisme. Sehingga muslim di seluruh dunia yakin, bahwa ISIS bukan komunitas muslim, melainkan musuh utama umat Islam seluruh dunia.
Hanya nama-nama pelaku ISIS menggunakan idiom Islam Arab. Siapa (mem-biayai persenjataan) ISIS? Itulah “sumbu ledak” politik yang mesti diurai intelijen negara-negara Islam. Sebab dengan popularnya isu ISIS, maka perjuangan (ke-tertindas-an) bangsa Palestina menjadi terlupakan. Berdasar alasan yang dipapar oleh kelompok teroris, terdapat dua “sumbu ledak” alasan terorisme. Yakni, politik, dan ekonomi.
Altar politik (luar negeri) negara-negara Eropa dan Amerika, serta indeks gini di timur tengah, harus menjadi pertimbangan utama penghentian terorisme. Dunia harus segera menegakkan keadilan politik dan mengukuhkan HAM untuk setiap bangsa. Terutama keadilan politik terhadap bangsa tertindas (Palestina, Rohingya, Nepal, dan kawasan Afrika).

                                                                                                                 ———   000   ———

Rate this article!
Tourism Darurat Terorisme,5 / 5 ( 1votes )
Tags: