Tower Ambruk, Pelayanan Tiga Instansi di Tuban Terganggu

Tower pemancar radio di Desa Ngandong Kecamatan Grabagan yang ambruk.

Tower pemancar radio di Desa Ngandong Kecamatan Grabagan yang ambruk.

Tuban, Bhirawa
Pemkab Tuban memperkirakan kerugian atas ambruknya tower pemancar radio di Desa Ngandong Kecamatan Grabagan, Sabtu (1/10) lalu mencapai Rp 40 juta. Tower vital yang menunjang kinerja tiga instansi tersebut, paling cepat dibangun ulang pada Tahun Anggaran (TA) 2017 mendatang.
usulkan untuk pembuatan tower baru yang standar di ketinggian,” kata Kabag Humas dan Media Pemda Tuban Teguh Setyabudi, Rabu  (5/10).
Teguh mengakui kalau pendirian tower sekitar 2011 lalu itu tidak standar, sebab konstruksinya bukan segi empat melainkan konstruksi tegak lurus. Idealnya tower yang menjangkau hingga Kabupaten Ngawi tersebut dibuat standar serupa tower kedua di Jalan Mastrip Tuban. “Secara ideal antar kaki penopang tower harus berjarak 2 meter,” imbuhnya.
Sejak awal Teguh sudah angkat tangan ketika mensurvei langsung ke lokasi. Beberapa kali usulannya ke pemangku kepentingan daerah untuk mengganti tower yang lebih ideal tak kunjung disetujui.
Menurutnya kalau sudah ambruk seperti ini, kerugian yang dialami Pemkab Tuban justru lebih besar. Akibat kerusakan tower ini siaran Radio Pradya Suara terganggu, begitu pun komunikasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), maupun Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Tuban.
“Kami harapkan bagi masyarakat yang ingin mengikuti program Pemkab Tuban dapat mengakses streaming di websitenya radio,” terang mantan Camat Kota Tuban ini.
Pihaknya menegaskan tahun depan usulan pendirian tower yang standar harus terealisasi. Kalau tahun ini jelas tidak mungkin, sebab sisa dana di bagiannya minim pasca adanya pemangkasan Dana Alokasi Umum (DAU) per 1 September 2016 lalu.
Diberitakan sebelumnya, tower Ngandong setinggi 30 meter di tengah guyuran hujan secara tiba-tiba ambruk. Hingga saat ini robohnya tower pemancar belum ada respon dari pihak berwenang. [hud]

Tags: