TPID Kota Probolinggo Tekan Laju Inflasi

InflasiProbolinggo, Bhirawa.
Masalah taraf hidup masyarakat suatu daerah merupakan tanggung jaab pemerintah daerah, untuk itulah Pemerintah Kota Probolinggo sangat concern dalam hal meningkatkan taraf hidup masyarakat Kota Probolinggo, salah satu upayanya adalah dengan menekan laju inflasi. Melalui TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah), Pemerintah Kota Probolinggo berusaha mengendalikan inflasi sebagai tolak ukur dari kondisi perekonomian masyarakat Kota Probolinggo. hal ini diungkapkan Walikota Probolinggo, Hj. Rukmini, SH, M.Si, kemarin.
Dengan inflasi yang stabil, maka daya beli masyarakat Kota Probolinggo akan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Dingkapkannya, semua Tim TPID yang telah melaksanakan segala upaya serta berbagai kegiatan dalam rangka menstabilkan laju inflasi di Kota Probolinggo. Perlu kita ketahui bersama bahwa pada bulan maret 2015 ini, Kota Probolinggo mengalami inflasi sebesar 0,02% dan nilai ini lebih kecil dari Jawa Timur yang mengalami inflasi sebesar 0,31% dan inflasi nasional sebesar 0,17%,  ungkap Rukmini.
Di tahun 2015 ini, diharapkan adanya suatu kebijakan terkait pengaturan besaran kenaikan tarif angkutan yang mengacu pada besaran kenaikan BBM sehingga meminimalkan kenaikan harga yang sepihak serta mengurangi konflik terkait pengaturan tarif angkutan baik dalam maupun luar kota.
Selain itu, perlu adanya pengawasan yang lebih intensif pada distribusi LPG 3 Kg, mengingat saat ini terdapat pergeseran konsumen yang disebabkan kenaikan harga LPG 12 Kg, katanya.
Hj. Rukmini juga menekankan perlunya peningkatan penyerapan beras pada saat panen raya sehingga dapat menjadi penyangga pada saat pasokan beras berkurang untuk menjaga ketersediaan bahan pangan.
Kinerja sistem informasi harga pangan strategis juga harus ditingkatkan, berupa penyampaian beberapa harga pangan di berbagai media untuk mengendalikan ekspektasi masyarakat. Kerja sama dengan Kabupaten/Kota sekitar maupun dengan swasta juga perlu dilakukan demi menjamin ketersediaan bahan pangan maupun holtikultura”, tegas Rukmini.
Saat ini dengan naiknya BBM dan Gas LPG 12 kg membuat masyarakat di kota Probolinggo kelimpungan, sudah barang tentu ongkos angkutan umum ikut-ikutan naik demikian pula dengan harga sembilan bahan pokok dan sayur mayur.
Dalam kurun waktu satu minggu saja harga terus merangkak naik, seperti hara tomat dari Rp.2000/kg menjadi Rp.6000/kg saat ini sudah mencapai Rp.8000,-an/kg, hal tersebut diikuti kebutuhan lainnya, tambah Walikota Hj. Rukmini.(Wap)
Walikota Hj. Rukmini bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).(wap)

Tags: