Tradisi Kupatan,Penjual Janur Kuning Banjir Pembeli

Pedagang janur kuning saat merangkai sebuah kupat dipasar kota Bojonegoro. (achmad basir/bhirawa )

Bojonegoro, Bhirawa
Tradisi kupatan setelah sepekan hari raya Idul Fitri 1439 Hijriyah, di Kabupaten Bojonegoro membawa berkah bagi para pedagang janur dan selongsong kupat.
Pantauan Bhirawa, penjual janur dan selongsong ketupat pun banjir pembeli. Mereka membanjiri dipasar kota Bojonegoro. Di sepanjang teras terlihat berderet penjual ketupat.
Menurut salah satu penjual kupat, Umiatun mengatakan sudah sejak kemarin, berjualan janur dan ketupat.
“Janur itu daun kelapa yang masih muda, bahan utama untuk membuat ketupat,” kata Umiyatun, kemarin (21/6).
Menurut Umiyatun menjelaskan sengaja ikut berjualan janur dan ketupat mendekati Lebaran ketupat. Untuk satu bendel selongsong ketupat buatannya dijual dengan harga Rp 5 000 isi 10 buah.
“Dalam satu hari saya bisa jual 15 sampai 20 bendel,” jelasnya.
Tidak hanya rupa janur saja, tangan Umiyatun juga terlihat terampil membuat bungkus kupat dari janur-janurnya.
“Di sini pembeli bisa memilih, beli janur atau bungkus kupat yang sudah jadi,” terangnya.
Harga dari masing-masing dagangannya berbeda, tergantung dari jenis, ukuran dan yang bahan mentah atau sudah setengah jadi. Janur dibanderol mulai dari Rp 2.500 – Rp 3000 perikatnya, kupat mulai dari Rp 5000 – Rp 6000 perikat. [bas]

Tags: