Tradisi Lelang Bandeng Kawak Sidoarjo 2019

Bupati Sidoarjo H Saiful Ilah bersama para pemenang lelang bandeng kawak tahun 2019. [alikus]

Sudah Berlangsung Selama 57 Tahun, Bandeng Terbesar Laku Rp200 Juta
Kab Sidoarjo, Bhirawa
Indonesia memiliki ragam budaya dan tradisi yang unik. Salah satunya dari Kabupaten Sidoarjo, yakni tradisi lelang bandeng kawak atau bandeng dengan ukuran jumbo. Kegiatan ini biasanya digelar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW atau saat peringatan Hari Jadi Kabupaten Sidoarjo.
Lelang bandeng kawak ini biasanya digelar pada malam hari dan dilakukan secara terbuka di Alun-alun Kabupaten Sidoarjo. Seperti lelang bandeng kawak 2019 ini, digelar bersamaan dengan peringatan Hari Jadi Kabupaten Sidoarjo ke-160 tahun, pada Kamis (28/2) malam.
Saat lelang bandeng kawak, ribuan masyarakat dari penjuru Kabupaten Sidoarjo dan luar Sidoarjo memadati Alun-alun. Mereka datang untuk menyaksikan tradisi Lelang Bandeng Kawak Tradisional 2019. Dari acara itu, total dana yang terkumpul dari para penawar yang ikut, mencapai Rp700 juta.
Dari catatan panitia, pemenang lelang bandeng kawak tahun 2019 ini yakni PT Minarak Brantas Gas sebagai penawar tertinggi dengan total Rp200 juta. Pemenang kedua dari PT Argent Park Bluru Kidul dengan penawaran Rp125 juta, pemenang ketiga dari Fandi Utomo Rp80 juta dan untuk pemenang terakhir dari PT Yang Utama dengan penawaran Rp70 juta.
Menurut panitia lelang bandeng dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kab Sidoarjo, total ada empat bandeng kawak yang dilelang. Pertama bandeng milik Sutriman dengan berat 6,72 kg yang mempunyai panjang 86,5 cm dan lebar 19 cm, asal Tambak Tlocor, Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon.
Bandeng kedua milik H Sanaji, dari Tambak Tegalsari, Kecamatan Jabon dengan berat bandeng 6,52 kg, usia bandeng 8 tahun. Bandeng ketiga, milik H Ilyas dengan berat 6,23 kg dari Tambak Pulau Dem, Kecamatan Jabon. Dan bandeng kawak keempat milik H Mustofa yang mempunyai berat 5,6 kg, dari Tambak Kedung, Desa Kupang Kecamatan Jabon.
Masing-masing pemilik bandeng kawak 2019 ini, menerima apresiasi dari Pemkab Sidoarjo dalam bentuk uang pembinaan, cincin emas, piagam dan 1 unit sepeda motor. Dana yang terkumpul dari lelang bandeng kawak 2019 itu, rencananya akan disalurkan untuk kegiatan sosial dan kemasyarakatan, termasuk membantu pembangunan tempat ibadah.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Sidoarjo, H Saiful Ilah, menyerahkan bantuan kepada enam masjid, masing-masing menerima bantuan Rp9 juta. Bupati juga menyerahkan bantuan kepada enam musholla, masing-masing menerima Rp8,5 juta dan enam panti asuhan masing-masing menerima Rp9 juta. Juga rumah yang jadi korban bencana angin puting beliung di wilayah Kec Prambon, menerima bantuan R22 juta.
Bupati Saiful Ilah berharap, tradisi lelang bandeng kawak itu terus dilestarikan. Selain untuk memotivasi para petani tambak agar produksi perikanan di Kab Sidoarjo meningkat, juga sebagai tradisi budaya tahunan, yang diharapkan bisa menarik kunjungan wisatawan baik domestik dan mancanegara.
“Tradisi lelang bandeng kawak ini sudah berlangsung selama 57 tahun di Kabupaten Sidoarjo, atau tepatnya sejak pertama kali diadakan pada tahun 1962, pada masa Bupati R. Samadikoen,” kata Bupati Saiful Ilah, disela-sela acara lelang bandeng kawak 2019, di alun-alun Kota Sidoarjo malam itu.
Dalam kesempatan lain, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kab Sidoarjo, Ir M. Sholeh MSi, sempat menjelaskan kegiatan lelang bandeng kawak di Kab Sidoarjo adalah melelang ikan bandeng, tetapi bukan sembarang ikan bandeng.
Tetapi bandeng ‘kawak’ yang dipelihara secara khusus oleh petambak antara 5 sampai 10 tahun lamanya. Sehingga per ekor bisa mencapai berat 7 kg sampai 10 kg.
“Tradisi ini tujuannya selain menjunjung tinggi Maulid Nabi Muhammad SAW, tetapi juga memiliki maksud untuk mempromosikan hasil kekayaan daerah, yaitu hasil perikanan khas Sidoarjo, yaitu ikan bandeng,” tutur Sholeh.
Sholeh mengatakan, memang hasil ikan bandeng dari Kab Sidoarjo, lain daripada yang lain, bila dibandingkan dengan produksi perikanan dari luar daerah. Apa itu ? Ikan bandeng asal Sidoarjo banyak disukai konsumen, karena aroma dan rasanya tidak berbau tanah.
Beda dengan Ikan bandeng dari luar Sidoarjo. Tertarik mengikuti tradisi lelang bandeng ‘kawak’ di Kab Sidoarjo? Mungkin masyarakat luas bisa menunggu jadwal kegiatannya pada tahun 2020 yang akan datang. [alikus]

Rate this article!
Tags: