Tradisi Pernikahan Tebu di Musim Giling

Tradisi Manten Tebu, Awali Giling PG Pesantren Baru.

Berharap Proses Penggilingan 773 Ribu Ton Tebu Menghasilkan Gula Berkualitas
Kediri, Bhirawa
Tradisi pernikahan tebu saat menjelang musim giling terus berlangsung hingga saat ini. Tradisi yang berlangsung semenjak zaman colonial Belanda itu sebagai wujud syukur kepada Tuhan para petani tebu karena keberhasilan panennya.
Ribuan masyarakat memadati jalan yang menuju Pabrik Gula (PG) Pesantren Baru, Kota Kediri. Walau matahari bersinar dengan terik, mereka tetap tidak bergeming untuk berteduh. Mereka terlihat begitu antusias menyaksikan tradisi rutin resepsi pengantin batang tebu. Meski digelar setiap tahunnya, tetapi tidak menyurutkan minat warga untuk melihat. Mereka tertarik dengan keunikan resepsi pernikahan dua batang tebu tersebut.
Kemeriahan dan kemegahan pernikahan dua batang tebu ini tidak kalah dengan pernikahan manusia. Bahkan, dua batang tebu yang dinikahkan juga dirias layaknya pengantin sungguhan. Keduanya dibawa oleh dua orang sesuai jenis kelaminnya. Selama perjalanan, para pengiring bersholawat bersama.
Sesampaikan di PG Pesantren Baru ‘kedua mempelai’ kemudian diserahkan. Dengan ritual rutin ini, semua pihak, khususnya managemen PG Pesantren Baru Kota Kediri berharap, musim giling tahun ini lancar tanpa ada halangan.
Dalam menjaga tradisi menjelang musim giling tebu, PTPN X Pabrik Gula (PG) Pesantren Baru, Kota Kediri, menggelar prosesi pernikahan (manten) dua batang tebu. Hal ini, menjadi perhatian dan memukau ribuan masyarakat yang menyaksikan acara tersebut.
Bertepatan momentum dengan Hari Kartini para Direksi dan jajaran PTPN X yang hadir diwajibkan mengenakan pakaian khas ala Kartinian atau kebaya.
Keunikan resepsi pernikahan dua batang tebu tersebut selalu menjadi perhatian warga sekitar meski digelar setiap tahun, Bahkan, kemeriahan dan kemegahan pernikahan dua batang tebu ini tidak kalah dengan pernikahan manusia pada umumnya. Dimana, dua batang tebu yang dinikahkan juga dirias layaknya pengantin sungguhan.
Menurut General Menager PG Pesatren Baru, H Miftakhul Munir, prosesi ini merupakan tradisi budaya yang dilaksanakan sejak dulu. Seluruh pegawai, petani, masyarakat dan jajaran pemerintah daerah hadir.
“Kami berharap proses giling tahun ini berjalan dengan lancar tidak ada kendala. Hingga, momen Selamatan Giling tahun 2019 PG Pesantren Baru dengan semboyan, Dengan Semangat Sinergi,Integritas, Profesional, Kita Tingkatkan Kemitraan Pabrik Gula Dengan Petani Menuju Kejayaan ” kata H Miftakhul Munir, saat memberikan sambutan, Kamis (25/4).
Ditambahkanya, bahwa untuk tahun ini, pihaknya akan melakukan proses giling sebanyak 773 ribu ton, yang akan berlangsung Awal Mei 2019 sampai akhir Oktober 2019. “Ya harapan proses giling tahun ini bisa berjalan lancar dengan menghasilkan rendemen yang bagus ” harapnya.
Terakhir, H Miftakhul Munir menjelaskan, penyatuan dua batang tebu ini merupakan wujud rasa syukur. Harapanya, PG Pesantren Baru dan petani dimusim giling tahun ini dapat berjalan dengan lancar, serta menghasilkan kristal gula yang erkualitas dengan melimpah. [Irvan Cholis]

Tags: