Tragedi Jamarot Terulang

Tragedi Jamarot [1]Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Tragedi jamarot terulang lagi, pada lajur jamaah Mesir (dan Afrika). Insiden terjadi di Mina, lepas shalat Idul Ad-ha, menjadikan lebih dari 770 mati syahid. Termasuk enam dari Jawa Timur. Ini seolah-olah ber-iringan (hanya berselang 13 hari) dengan musibah robohnya crane di masjidil Haram, Makkah. Agaknya, otoritas urusan Wakaf dan Haji di Arab Saudi, memerlukan perbaikan manajemen untuk menjamin keselamatan tamu Allah.
Lempar jumrah, merupakan rukun (bagian) haji. Sebagaimana thawaf (mengeliling Ka’bah tujuh kali), sa’i (berlari kecil dari bukit shafa ke bukit marwah, tujuh kali), serta wukuf. Persiapan jumrah dimuali dari mengumpulkan kerikil di daerah Musdhalifah. Lalu berjalan kaki menuju tugu jamarot (pelemparan). Jamarot dilakukan tiga kali di masing-masing tugu, aqobah, ula dan wustha. Ini simbol pengusiran setan.
Sebenarnya pemerintah Arab Saudi telah menyediakan lajur-lajur perjalanan menuju tugu jamarot. Masing-masing negara (yang banyak mengirim jamaah) memiliki lajur. Termasuk Indonesia memiliki lajur tersendiri. Masing-masing negara juga memiliki jadwal waktu pelemparan. Jamaah Indonesia biasanya melalui terowongan Muashim, dan jalan King Fahd. Insiden terjadi lepas shalat Id, di jalan 204, lajur untuk jamaah Mesir dan Afrika lainnya.
Tragedi jamarot telah berulang beberapa kali. Lazimnya, pemerintah Arab Saudi menjalin sinergi resmi dengan negara-negara pengirim jamaah dalam jumlah besar. Terutama pengaturan jadwal pelaksanaan (dan lokasi) jamarot, thawaf wajib dan sa’i. Bila perlu jadwal tersebut dimasukkan database yang disepakati bersama. Setidaknya terdapat 10 negara pengirim jamaah haji terbanyak selama dua dekade terakhir.
Negara pengirim jamaah haji seyogianya dikelompokkan menjadi beberapa “kabilah.” Terutama lima negara terbesar, yakni Indonesia (kuota 211 ribu), Pakistan (143 ribu), India (136 ribu), Bangladesh (101 ribu), dan Nigeria (76 ribu). Negara lain yang bisa dikelompokkan dalam satu “kabilah,” adalah negeri Arab (Turki, Mesir, dan se-jazirah Arab). Serta “kabilah” Asia (negara ASEAN, dan China).
Dengan mengelompokkan (bagai) “kabilah,” pemerintah Arab Saudi bisa mengatur pelaksanaan haji lebih baik. Bisa berbagi waktu, dan lokasi. Bahkan pemerintah Arab Saudi dapat “mempekerjakan” petugas haji dari masing-masing “kabilah” mendampingi petugas lokalnya. Petugas dari negeri asal “kabilah” tidak perlu digaji, melainkan patut diberi semacam piagam penghargaan.
Indonesia sebenarnya tergolong penyelenggara haji terbaik. Itu berdasar penilaian oleh WHUC (World Hajj and Umrah Convention). Pada tahun 2013, Indonesia memperoleh predikat “The Best Pilgrim.” Penilaian berdasar 15 kriteria. Survei online melibatkan 5000 organisasi penyelenggaraan haji dan umroh seluruh dunia. Diantara kriteria adalah, keramahan, kepatuhan terhadap peraturan, serta manajemen haji oleh pemerintah.
Pengelompokan jamaah haji (bagai) “kabilah,” bisa meng-adopsi manajemen Indonesia. Yakni, pengelompokan berdasar kloter, rombongan dan regu. Masing-masing dengan penanggungjawab. Sehingga setiap jamaah bisa terkontrol, terutama saat pelaksanaan setiap rukun haji. Misalnya, PPIH (Petugas Pelaksana Ibadah Haji), menetapkan jadwal (berisi hari dan waktu) pelaksanaan melontar jumroh.
Lokasi lontar jamarot, sebenarnya telah diwaspadai pemerintah Arab Saudi, dengan mengerahkan pengamanan pagar betis. Karena wilayah ini paling rawan kecelakaan. Ingat misalnya tragedi harratul lisan (terowongan Mina) tahun 1990. Lebih dari 1.400 jamaah menjadi syahid (630 dari Indonesia). Tragedi berulang-ulang walau telah dilakukan perbaikan, termasuk pembangunan terowongan jalur ganda, serta lokasi jamarot bersusun tiga.
Namun di lokasi ini tragedi berulang pada tahun 1994, 1997, dan 1998. Bahkan pada tahun 2006, korban mencapai 345 syahid. Maka perbaikan manajemen pelaksanaan haji, wajib terus dilakukan. Walau wafat secara syahid (saat ibadah haji) menjadi cita-cita banyak muslim di seluruh dunia.

                                                                                                                        —— 000 ——-

Rate this article!
Tragedi Jamarot Terulang,5 / 5 ( 1votes )
Tags: