Transaksi e-Commerce Ditarget Capai US$ 130 M di Tahun 2020

Staff Ahli Menteri Kominfo Bidang Hukum, Prof Henry Subiakto saat menjelaskan perkembangan bisnis E-commerce di Forum Sosialisasi Belanja dan Jualan Online: Murah, Cepat, dan Aman di Graha Widya Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG), Surabaya, Rabu (19/9). [achmad tauriq/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Saat ini terdapat potensi besar yang wajib digali di Indonesia, karena jumlah masyarakat yang memiliki akses terhadap internet memungkinkan Indonesia untuk menjadi pasar transaksi online terbesar di Asia. Untuk itu di tahun 2020 mendatang, transaksi e-commerce di Indonesia ditargetkan mencapai US$ 130 milyar dan hal ini dapat terwujud jika UMKM turut terlibat dalam membangun pasar dari sisi penyedia barang.
Dengan menggandeng IWAPI serta marketplace Blibli, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk mengedukasi UMKM terkait penggunaan e-commerce dan diharapkan para pelaku UMKM dapat semakin terstimulasi untuk memaksimalkan e-commerce untuk mengembangkan usaha mereka.
Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian & Maritim, Septriana Tangkary saat dikonfirmasi Bhirawa di sela-sela Forum Sosialisasi Belanja dan Jualan Online: Murah, Cepat, dan Aman di Graha Widya Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG), Surabaya, Rabu (19/9) kemarin mengungkapkan Indonesia dinilai memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia.
Mengingat saat ini terdapat penetrasi pengguna internet yang mencapai lebih dari 132 juta, pengguna e-commerce pun terus meningkat dengan bertambahnya portal e-commerce yang memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat saat ini.
“Transaksi online melalui portal e-commerce semakin populer digunakan di masyarakat luas, dan hal tersebut dapat dinilai sebagai perkembangan positif, karena semakin mudah untuk menghubungkan penjual dan pembeli saat ini. Hal tersebut penting disampaikan kepada UMKM agar semakin mengerti potensi pasar yang begitu besar. Langkah awal sudah terjajaki, namun edukasi akan penggunaan portal e-commerce penting untuk terus dilakukan,” terangnya.
Septriana Tangkary menambahkan perkembangan ekonomi ini harus terus dipupuk dan masyarakat harus terus diberi dorongan serta dukungan untuk terus melakukan transaksi online agar industri dapat terus berkembang dengan pesat. “Namun penting untuk diingat, masyarakat pun perlu dilindungi dengan dibekali ilmu cara bertransaksi digital yang aman,” ujarnya.
Sedangkan untuk mengatasi rasa enggan para UMKM untuk berpartisipasi dalam pengembangan e-commerce Indonesia, KEMENKOMINFO mengajak beberapa narasumber yang terkait untuk membantu menunjukkan proses onboard untuk pelaku UMKM, pengenalan pendaftaran jualan online dan bagaimana cara melakukan jualan online.
Selain itu melalui acara tersebut juga dilakukan sosialisasi gerakan ‘Ayo UMKM Jualan Online’. “Saat ini dari data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 61,41%, dengan jumlah UMKM hampir mencapai 60 juta unit. Namun, baru sekitar 8% atau sebanyak 3,79 juta pelaku UMKM yang sudah memanfaatkan platform online untuk memasarkan produknya, padahal tren pergerakan konsumen semakin memberat di transaksi online,” jelasnya.
Kemenkominfo dan semua pihak yang terlibat pada acara ini yakin bahwa melalui edukasi dan pelatihan yang diberikan, para UMKM dapat segera mengambil peran dalam pembangunan industri ecommerce di Indonesia, dan menghadirkan ragam barang yang menarik bagi pasar yang terus berkembang tersebut. [riq]

Tags: