Transaksi Jambore Batu Akik Tak Berikan Kontribusi PAD

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemkot, Bhirawa
Acara Jambore Batu Akik 11-15 di di Sentra Ikan Bulak (SIB) yang diharapkan bisa memberikan kontribusi buat PAD Surabaya, tidak terwujud. Karena hanya 30 persen peserta dari warga lokal dan sisanya dari luar Surabaya. Artinya, seluruh transaksi sebagian besar dibawa keluar Surabaya.
Berdasarkan catatan dari panitia pelaksana gelaran jambore batu akik di SIB rupanya mampu mencatat transaksi yang cukup fantastis, , dalam pembukaan saja satu kios/stand terjadi transaksi sekitar Rp25 juta dalam satu kali transaksi.
Namun sayangnya, dari sekian transaksi yang terjadi di acara yang dibuka oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini tersebut rupanya tidak memberikan kontribusi bagi Pemerintah kota Surabaya berupa retribusi dari setiap transaksi yang masuk untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Ketua panitia Jambore batu akik, Christanto Wahyu mengatakan, acara ini bersifat gratis jadi tidak ada kontribusi untuk kota Surabaya, hanya untuk meramaikan SIB saja yang dulu sepi.
‘’Untuk seluruh hasil dari penjualan batu memang kita tidak menyisihkan untuk kota Surabaya, karena yang menjual kebanyakan dari luar kota Surabaya. Untuk pesertanya sekitar 30 persen dari Surabaya dan sekitar 70 persen dari luar Surabaya,” aku Christanto.
Ia juga menjelaskan acara jambore ini bisa menggeliatkan ekonomi warga sekitar, karena dengan adanya jambore ini banyak pedagang minuman yang berjualan selama acara berlangsung.
“Ya meskipun demikian, dengan acara jambore ini penduduk sekitar bisa menjual makanan dan minuman disekitar lokasi,” kilahnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya, Hendro Gunawan sebelumnya mengatakan, kegiatan jambore batu akik ini merupakan salah satu upaya Pemkot Surabaya untuk memberdayakan ekonomi warga, terutama warga yang ada di sekitar SIB.
“Kami bekerja sama dengan beberapa mitra. Harapannya dengan kegiatan ini, kita bisa berdayakan ekonomi masyarakat sehingga semua terlibat dalam kegiatan kewirausahaan,” tegas Sekda.
Terkait pemilihan SIB sebagai lokasi jambore, Sekda menyebut untuk lebih mengoptimalkan fungsi bangunan yang diresmikan sejak 2012 dan menjadi salah satu ikon Surabaya ini. Bila nanti responya bagus, Sekda menyebut jambore ini bisa digelar rutin.
“Kita ingin berdayakan gedung yang sudah dibangun selain untuk warga berjualan hasil olahan ikan, juga disinergikan dengan kegiatan ekonomi yang salah satunya dengan  pemberdayaan ekonomi. Kita libatkan semua stake holder termasuk sinergi dengan pedagang di sekitar SIB,” jelas mantan Kepala Bappeko Surabaya ini.
Kegiatan ini juga merupakan awalan dari rencana Pemkot Surabaya untuk menjadikan kawasan Dolly sebagai sentra batu mulia. Pekan lalu, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menegaskan akan menjadikan kawasan Dolly sebagai sentra batu mulia. Pemkot Surabaya telah mengirimkan beberapa warga di sana untuk belajar batu mulia ke Pacitan dan Kalimantan.
“Tidak hanya memberikan tempat jualan, kita juga memberi apresiasi. Karena ini kan selain budaya seni juga hobi masyarakat yang ternyata bisa diberdayakan,” pungkas Sekda. [dre]

Tags: