Trem Tinggal Tunggu Tanda Tangan Presiden

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Sudah Dapat Pemenang Lelang, Pekerjaan Fisik Mulai Tahun Ini
Surabaya, Bhirawa
Realisasi trem di Surabaya mulai mendapat titik terang. Pasalnya, saat ini realisasi angkutan massal tersebut tinggal menunggu tanda tangan dari Presiden untuk menerbitkan Kepres.  Selain itu, kini lelang pengerjaan fisik pembangunan trem Surabaya juga sudah mendapatkan pemenang.
Hal ini ditegaskan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam sahur on the road di Pasar Keputran, Selasa (7/6) dini hari.  Mantan Kepala Bappeko ini menegaskan, pihaknya sudah mendapatkan kabar bahwa realisasi trem akan diwujudkan dalam waktu dekat. “Saya sudah mendapatkan kabar dari Menseskab, suratnya sudah naik ke presiden untuk mendapatkan Kepresnya, jadi setelah in sudah lancar,” kata Risma.
Tidak hanya itu, kabar dari pemerintah pusat juga sudah disampaikan pemkot bahwa lelang pengerjaan proyek dari pusat juga sudah mendapatkan pemenang. Artinya, begitu Kepres turun, maka realisasi fisik trem untuk jalur utara selatan akan bisa segera dilakukan. Tepatnya untuk rute Joyoboyo-Perak.
“Pengerjaannya sudah pasti tahun ini. Sebab kalau nggak tahun ini ya bisa mundur lagi, wong anggarannya tahun ini. Tapi sudah dapat kabar pemenangnya sudah ada kok. Jadi tinggal tunggu waktu saja,” tegas Risma.
Realisasi trem ini merupakan kerjasama antara banyak elemen pemerintah. Mulai pemerintah pusat sebagai penyedia dana, pemerintah kota sebagai penyedia lahan, serta Ditjen KAI yang bertugas sebagai operator untuk trem nantinya. Lantaran saat ini pusat sudah menyiapkan untuk pembangunan fisik, maka Risma mengimbau warga Surabaya untuk turut menyambut angkutan massal ini.
Sebab trem ini digadang menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan jalan. Sebab  pemerintah memang tidak bisa mengatur masyarakat untuk  membeli kendaraan pribadi. Itu adalah hak dari setiap inividu. Pemerintah hanya bisa menyediakan alternatif transportasi yang mudah dan murah untuk bisa dijadikan subtitusi dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi.
“Naik trem lebih cepat, waktu tunggunya hanya 10 menit saja, jarak tempuhnya juga cepat. Satu kali jalan bisa mengangkut sekitar 250 sampai 300 orang,” ujar Risma.
Selanjutnya, pemkot sendiri juga saat ini tengah menyiapkan rekayasa lalu lintas. Salah satunya di Jalan Tunjungan. Dikatakan Risma, Jalan Tunjungan saat ini sudah mulai digarap untuk perluasan pedestrian sisi barat. Nantinya akan dilanjutnya untuk sisi timur. Sedangkan di tengahnya akan dipakai untuk jalur trem.
“Memang satu jalur kita ambil untuk pedestrian dan trem. Nanti di sini tingga sejalur saja. Makanya kita sekarang sedang melakukan pembebasan jalan di Simpang Dukuh. Itu untuk menyiapkan rekayasa lalu lintas karena Tunjungan akan dipakai trem,” kata Risma.
Dijelaskannya rekayasa yang disiapkan pemkot adalah lalu lintas dari Tunjungan akan dibelokkan ke Jalan Gentengkali. Jadi jika saat ini jalur itu ada satu arah nantinya akan dibuat dua arah. Lalu lintas juga akan dialihkan melalui Jalan Simpang Dukuh. Untuk realisasi rekayasa jalan itu, saat ini sedang dilakukan pembebasan sejumlah persil lahan.
“Sedang kita proses pembebasannya. Sebagian ada lahan yang memang persil pribadi warga, sebagian juga ada lahan yang merupakan lahan IPT pemkot. Satu lagi ada lahan milik negara, kita sedang ajukan administrasi untuk pembebasan lahannya,” tegas Risma.  Pembebasan itu ditangani langsung oleh Dinas PU Bina Marga dan Pematusan.
Sementara itu Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat menyampaikan yang kini disiapkan adalah untuk penyiapan reaktivasi rute trem yang lalu. “Kita hanya menyediakan lahan. Sama menyiapkan perangkat pendukung tremnya, mulai angkutan seperti trunk and feeder dan juga persiapan teknis rekayasa lalu lintas saat pembanguunan fisik,” kata Irvan. [geh]

Tags: