Tren Angka Stunting Kota Madiun, Probolinggo dan Mojokerto Menurun

Bupati Ikfina saat memberikan asupan makanan bergizi pada balita guna mencegah stunting.

Mojokerto, Bhirawa
Angka kasus stunting di Kota Madiun mengalami penurunan dari 12,4% menjadi 9,7%. Hal itu disusul juga tren penurunan kasus stunting di Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo dan Kabupaten Mojokerto.

Wali Kota Madiun, Maidi mengapresiasi penurunan tren kasus stunting di Kota Maidun. Meski begitu, orang nomor satu di Kota Pendekar itu tak mau cepat berpuas diri. Karenanya, dia terus mendorong OPD terkait memaksimalkan upaya penanganan Stunting hingga 1 persen.

“Ini artinya upaya-upaya yang kita lakukan membuahkan hasil. Skrining ibu hamil terus dilakukan dan Warung Stop Stunting akan dijalankan lagi. Dengan harapan tahun depan sudah 1 persen,” kata Wali Kota Maidi saat diwawancarai, Kamis (26/1).

Sementara itu, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kota Probolinggo membagikan susu dan telur rebus gratis di depan kantor dinas di Jl Suroyo, Kamis (26/1). Aksi nyata untuk pemenuhan kebutuhan gizi cegah stunting dan peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) ke-63. Sasarannya adalah para pejalan kaki dan masyarakat umum yang melintas di kawasan tersebut.

Sub Koordinator Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes P2KB, drg. Luluk Muyasaroh menjelaskan, bahwa pembagian makanan tinggi protein ini selaras dengan program nasional untuk menurunkan angka kasus stunting.

“Tema stunting ini sudah se-Indonesia ya, memang kita harus menurunkan angka stunting di nasional, jadi hari gizi sekarang sejalan dengan pencegahan stunting yaitu protein hewani cegah stunting,” terang drg. Luluk mewakili Kadinkes dr. NH Hidayati.

Masih menurut drg. Luluk, persentase kasus stunting di Kota Probolinggo menunjukkan angka 12%, lebih rendah 2% dari target prevalensi stunting di Indonesia tahun 2024 yang sebesar 14%. “Angka stunting di Probolinggo sudah turun cuma kemarin karena memang ada pendataan stunting bervariasi di seluruh kelurahan sehingga kami dari target nasional 14 persen, sudah turun di 12 persen,” jelas drg. Luluk.

Sementara itu, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto pada tahun 2023 terus berkomitmen menuntaskan kasus stunting menjadi zero persen, hal ini untuk menindaklanjuti sukses menurunkan jumlah angka stunting di tahun 2022 ke angka 11,6% dari sebelumnya 27,4% di tahun 2021.

“Langkah yang bakal dilakukan yakni dengan terus berkomitmen melakukan terobosan program untuk menunju Zero Stunting bersama tim percepatan penurunan stunting. Yakni dengan 2 (dua) aplikasi yakni aplikasi E-stunting dan aplikasi Si Penting untuk mendukung kerja tim TPPS,” kata Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, dalam keterangan tertulis, Kamis (26/1).

Lebih lanjut ditambahkan Ikfina, karena hasil penurunan stunting tahun 2022 sudah terbukti maka saya menyampaikan berterima kasih dan mengapresiasi semua pihak yang telah berkontribusi dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Mojokerto hingga mencapai 11,6% menurut hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022.

“Sekali lagi terima kasih banyak untuk semua stakeholder yang berhasil menurunkan angka stunting. Harapannya nanti bisa mengentaskan kasus stunting di Kabupaten Mojokerto hingga nol persen,” pungkasnya. (dar.wap.min.bed)

Tags: