Tren Naik, Dinkes Kabupaten Tuban Imbau Warga Waspada DB

Endah Nurul Komariah (Sekretaris Dinkes Tuban)

Tuban, Bhirawa
Kasus Demam Berdarah (DB) pada tahun 2018 di Kabupaten Tuban meningkat drastis, di bandingkan tahun sebelumnya. Hal ini seperti pada data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban, yakni ada 158 kasus penderita, dibandingkan 2017 yang hanya 81 kasus.
Dari data tersebut tertinggi di duduki Kecamatan Parengan dengan 29 kasus, kemudian Tuban dan Kecamatan Soko yang sama-sama ada 18 kasus, sedangkan sisanya menyebar pada kecamatan lainnya.
Sekretaris Dinkes Tuban, Endah Nurul Komariah saat dikonfirmasi menuturkan, penderita DB di tahun 2018, pada usia kurang dari 1 tahun ada 15 penderita , kemudian usia 1 sampai dengan 4 terhitung 18 orang, lalu usia 5 sampai dengan 9 tahun ada 50 orang. Pada usia 10 sampai dengan 14 tahun 47 orang dan usia kurang 45 sebanyak dua orang.
“Kalau di tahun-tahun sebelumnya, dipengaruhi oleh kondisi cuaca, penghujan banyak kasusnya, Namun dua tahun ini berbeda, karena kasus tertinggi malah di musim kemarau Juli-Agustus,” ujar Sekretaris Dinkes Tuban, Endah Nurul Komariah (14/1).
Upaya sudah dilakukan Dinkes, termasuk memberikan sosialisasi, Gerakan Survei Jentik bahkan juga Fogging. Untuk Fogging menjadi pilihan terakhir dilakukan, karena banyak efek negatif yang ada pada kegiatan tersebut, sebab menggunakan bahan kimia.
Selain itu, pengasapan bisa dilakukan, jika memang disekitar tempat tersebut diduga ada yang positif menderita DB, maka baru bisa dilakukan pengasapan.
“Tak bisa langsung menggunakan fogging, kalau sudah positif mendesak, baru bisa dilakukan,” tambahnya.
Sementara awal tahun 2019, sudah ada enam kecamatan yang meminta dan disetujui untuk dilakukan fogging, yakni tertangal 7 dan 8 di Kecamatan Tambakboyo, tanggal 9 di Merakurak, tanggal 11 di Kecamatan Widang, tanggal 12 di Soko dan hari ini di Kecamatan Palang.
Pihaknya juga menghimbau kepada masyarakat agar berperilaku hidup sehat, menjaga lingkungan dari jentik nyamuk, dengan menggunakan 3M, yakni menguras bak mandi sedikitnya seminggu sekali, karena siklus kehidupan nyamuk selama 14 hari, kemudian menutup kubangan air dan mengubur sampah yang bisa membuat genangan air.
“Jika kita memperhatikan 3M, Insyaallah keluarga kita aman dari DB,” pesannya.
Sementara Kepala Desa Dawung, Kecamatan Palang, Karsilan berterima kasih kepada Dinkes yang telah merespon permintaan warganya. Karena saat ini data yang dilaporkan kepadanya ada sekitar lima warganya yang terkena DB, dua balita dan tiga anak-anak, kesemua sudah pulang dari RSUD.
“Alhamdulillah Dinkes langsung merespon cepat, permintaan kami,” kata Kades Karsilan. (Hud)

Tags: