Trenggalek Siagakan Alat Berat Antisipasi Longsor Susulan

Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak (kanan) meninjau jembatan yang putus diterjang banjir bandang di Desa Bendoroto Trenggalek.

Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak (kanan) meninjau jembatan yang putus diterjang banjir bandang di Desa Bendoroto Trenggalek.

Trenggalek, Bhirawa
Pemkab Trenggalek menyiagakan satu unit alat berat serta truk water supply  di dua desa terdampak banjir bandang dan tanah longsor demi mengantisipasi bencana susulan seiring hujan deras yang masih mengguyur kawasan pesisir setempat.
“Tidak hanya alat berat, tentunya berikut operator kami siagakan untuk mengantisipasi jika terjadi longsor susulan,” kata Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak, Selasa (12/7).
Emil berharap penyediaan alat berat bisa membantu warga dalam menormalisasi material longsor yang menimbun jalan kampung antardesa maupun antarkecamatan yang kerap melanda kawasan pesisir Kecamatan Munjungan bagian timur dan berbatasan dengan Kecamatan Watulimo tersebut. Dua desa yang saat ini saat ini berstatus siaga banjir da tanah longsor tersebut masing-masing adalah Desa Bangun dan Bendoroto.
Selain dua desa itu, Badan Penanggulangan Bencana Nasional dalam siaran pers-nya juga menyebut Desa Tawing dan Munjungan yang lokasinya tak jauh dari Desa Bendoroto maupun Bangun sebagai area terdampak banjir bandang yang berstatus waspada bencana. “Bencana yang melanda beberapa desa di wilayah Munjungan Trenggalek pada Minggu (10/7) malam hingga Senin (11/7) dini hari menyebabkan 12 hektera lahan pertanian rusak, satu jembatan desa putus/ambruk serta sebuah bangunan SD runtuh diterjang banjir bandang,” tulis Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran persnya ke sejumlah media.
Kerugian akibat bencana banjir bandang di pesisir selatan Trenggalek diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Menurut  Emil, ia telah menginstruksikan kepada pimpinan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek untuk mengevaluasi keberadaan bangunan SD Negeri 1 Bendoroto yang runtuh diterjang banjir Sungai Plapar.
“Sisa bangunan yang ada tidak mungkin dipertahankan. Area sekolah ini sudah tidak representatif untuk digunakan aktivitas belajar-mengajar sehingga harus dicarikan lokasi lain yang aman,” ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Trenggalek Kusprigianto menyatakan jajaran saat ini sedang mengupayakan pengadaan lahan pengganti infrastruktur gedung SDN 1 Bendoroto menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) pendidikan. “Pengadaan (tanah) masih diupayakan,  sementara untuk konstruksi gedung nanti akan dicarikan menggunakan sumber dana APBN. Sedang untuk tanah menjadi tanggung jawab daerah,” kata Kusprigianto.
Ia memperkirakan total kerugian fasilitas pendidikan yang rusak/hancur diterjang banjir mencapai sekitar Rp1,5 miliar, meliputi lima lokal ruang kelas, kesenian, serta musala yang ambruk dan hanyut terseret banjir maupun aset seperangkat gamelan serta aneka inventaris sekolah yang hilang/rusak. [wek ,ant]

Tags: