Tri Murtiono, Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Surabaya

Rumah Tri Murtiono di Tambak Medokan Ayu VI No 2 Surabaya, pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya mendapat penjagaan dari Tim Gegana Brimob Polda Jatim. [abednego]

Selalu Ikut Siskamling, Ketua RT Tak Menyangka Warganya Pelaku Bom
Kota Surabaya, Bhirawa
Peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Mapolrestabes Surabaya pada, Senin (14/5) pagi, menyisakan tanda tanya warga Tambak Medokan Ayu, Surabaya. Bagaimana tidak, warga setempat tidak menyangka jika salah satu tetangganya menjadi pelaku bom bunuh diri Mapolrestabes Surabaya.
Bahkan Ketua RT 8, Tambak Medokan Ayu VI, Suwito mengaku kaget dan tidak menyangka jika salah satu warganya merupakan pelaku dari teror bom di Mapolrestabes Surabaya. Sebagai Ketua RT, Suwito mengakui jika keluarga dari Tri Murtiono terkenal tertutup dan kurang berinteraksi dengan warga sekitar.
“Mereka cenderung diam dan tertutup. Bahkan komunikasi dengan para warga pun jarang, jadi tidak terlalu bagus sosialnya,” kata Suwito kepada Bhirawa, Selasa (15/5).
Suwito mengaku, keluarga dari Tri Murtiono ini terkesan biasa-bisasa saja. Sehingga pihaknya dan warga setempat tidak ada kecurigaan bahwa mereka sebagai pelaku bom bunuh diri. Dalam keseharian, lanjut Suwito, Tri Murtiono bekerja sebagai pembuat trails dari aluminium. “Orangnya biasa-biasa saja bahkan penampilannya pun biasa tidak menampakkan hal yang aneh,” ungkapnya.
Meski kampungnya terkesan sepi dan jauh dari kantor Polisi, Suwito selalu menekankan penjagaan kampung atau siskamling bergiliran bagi warganya. Nah, meski keluarga Tri Murtiono terkesan tertutup. Tapi untuk kegiatan siskamling, Suwito mengaku jika Tri Murtiono turut dalam giliran siskamling di kampung.
“Mereka tidak pernah mengikuti kegiatan kampung, baik arisan maupun kerja bakti. Namun jika ada rolling penjagaan kampung (siskamling) di pos depan rumah terduga, sang suami turut ikut menjaga,” jelasnya.
Keluarga Tri Murtiono, sambung Suwito, baru tinggal di rumah kontrakannya selama kurang lebih empat bulan. Apakah selama tinggal di rumah kontrakannya pernah mengundang banyak orang untuk acara pengajian atau lainnya ?, Suwito mengatakan tidak pernah sama sekali.
“Setahu saya justru sering keluar rumah. Biasanya keluar rumah sebelum magrib dan pulangnya saya tidak tahu. Selain itu juga tidak pernah ke musholla untuk salat berjamaah. Padahal rumahnya dekat dengan musholla,” bebernya.
Hal sama juga dikatakan tetangga lainnya, Suprianto. Ia mengatakan tidak ada yang mencurigakan dari sosok Tri Murtiono ini. Bahkan dirinya juga tidak menyangka tetangga dekatnya merupakan pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya. “Orangnya biasa saja. Kalau ketemu atau berpapasan di jalan, ya saling menyapa,” ucap Suprianto.
Bahkan, ia mengaku pernah mengetahui jika Tri Murtiono turut dalam siskamling yang didadakan di kampungnya. “Ya tidak menyangka saja sebagai tetangga dekatnya. Selama ini orangnya ya seperti pada umumnya orang. Jadi benar-benar kaget melihat salah satu warga sini ada yang jadi pelaku bom bunuh diri,” imbuhnya. [abednego]

Tags: