Tritan Saputra: Dampak Covid-19, Industri Properti Alami Kelesuan

Dari kanan, Tritan Saputra, Adik Dwi Putranto, dan M.Rzal

Surabaya,Bhirawa
Kinerja industri properti saat ini tengah mengalami kelesuan akibat merebaknya pandemi Corona Virus atau Covid-19. Hal ini disebabkan berubahnya mindset market atau pasar yang hanya akan membeli apa yang dibutuhkan, bukan apa yang diinginkan.
Demikian diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Bidang Telekomonikasi dan Teknologi Informatika, Tritan Saputra dalam acara “Ngabuburit Kadin Jatim Top” yang digelar secara virtual pada Sabtu (9/5/2020) petang dengan tema “Bisnis Properti dan Teknologi saat Pandemi Covid-19”. Acara diskusi seputar kondisi ekonomi di tengah pandemi Covid-19 yang digelar setiap hari ini ditujukan untuk memberikan solusi bagi pengusaha atas problem dan solusi disaat merebaknya Pandemi.
Tritan yang juga menjadi Principal RayWhite Bukit Darmo Golf Surabaya mengatakan bahwa akibat perubahan mindset tersebut akhirnya masyarakat memilih untuk mengalihkan atau menunda pembelian properti karena dianggap kebutuhan tersier. Bahkan untuk properti “second” terjadi kebanjiran stok. Banyak masyarakat yang justru ingin menjual sehingga harganya pun menjadi anjlok hingga 50 persen.
“Sebenarnya market masih ada, tetapi tidak mudah mendapatkannya karena perubahan mindset. Maka marketing yang pintar harus bisa mengubah mindset konsumen terhadap produk properti yang dijual, dari ingin menjadi butuh. Misalnya dari ingin kamar yang lebih banyak menjadi butuh kamar yang lebih banyak, atau butuh halaman yang lebih luas,” ujarnya.
Ia kemudian memberikan sebuah perumpamaan atas melejitnya kinerja industri IT saat ini. Masyarakat merasa butuh karena dengan IT aktifitas menjadi lebih cepat, tepat, mudah dan murah. “Nah, bagaimana narasi seperti ini bisa diimplementasikan ke properti karena sebenarnya kebutuhan papan masih tetap ada,” tegasnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Direktur Utama PT. Tata Kreasi Indonesia, H.M. Supriyadi bahwa industri properti adalah salah satu industri yang paling terdampak akibat mewabahnya pandemi Covid-19. Ia memperkirakan, bisnis ini baru akan bangun dan kembali bergairah pada pertengahan tahun depan. Sebab, pasca krisis, masyarakat akan lebih dahulu berfikir untuk membayar hutang atau tagihan di banding memenuhi keinginan.
“Kalau grafik Covid-19 sudah mulai turun di Juni, maka aktifitas akan kembali normal di awal tahun depan. Dengan skema tersebut, maka di bulan Maret 2021, masyarakat baru bisa bayar hutang dan pada Juni 2021 mereka baru bisa memberi properti atau otomotif,” tegasnya.
Tritan menegaskan, agar bisnis properti tidak terlupakan pasca krisis akibat Civid-29, maka selain mengubah mindset, pengusaha harus melakukan sejumlah langkah strategis lain, diantarnya dengan Memberi kemudahan dalam pembayaran atau harga di bawah pasar.
“Gunakan teknologi informasi atau IT sebagai media promosi, tetapi harus memilih memasangnya di market place yang jelas karena setelah Covid-19 ini usai kita juga ditantang oleh teknologi IT. Jangan sampai krisis sudah usai kita malah ditinggalkan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto mengatakan bahwa selama pandemi, Kadin Jatim berupaya memberikan solusi kepada seluruh pengusaha, salah satunya melalui acara “Ngabuburit Kadin Jatim Top” yang digelar setiap hari secara virtual.
Acara ini sangat efektif bagi dunia usaha karena disini mereka bisa berbagi informasi terkait kondisi industri di Jatim dari banyak sektor dan mencari solusi problem yang dihadapi. Mereka juga bisa membangun jaringan dan berkolaborasi dengan pengusaha yang lain agar bisnisnya menjadi terselamatkan.
“Disela pandemi Kadin Jatim berusaha memfasilitasi komunikasi-komunikasi bisnis di kalangan dunia usaha. Kalau kita lihat setiap hari yang tampil cukup up to date dan berkompeten. Temanya juga beragam dan relevan dengan kondisi saat ini. Pesertanya juga cukup banyak sehingga bisa dijadikan ruang diskusi terbuka karena pengusaha manapun bisa bergabung,” pungkasnya.

Tags: