Triwulan I, Pertumbuhan Ekonomi Jatim 5,34%

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Perekonomian Jatim triwulan I-2016 tumbuh sebesar 5,34 persen. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha Jasa Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minuman sebesar 10,16 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Jatim, Teguh Pramono mengatakan, pertumbuhan ekonomi terkecil terjadi pada lapangan usaha Kategori Pengadaan Listrik, Gas dan Produksi Es yang tumbuh sebesar 0,40 persen.
Dijelaskan, untuk kategori Jasa Pendidikan dan Kategori Jasa Transportasi dan Pergudangan juga mengalami pertumbuhan cukup tinggi masing-masing sebesar 7,57 persen dan 7,05 persen. Disusul Kategori Jasa Keuangan dan Kategori Jasa Informasi dan Komunikasi masing-masing sebesar 6,84 persen dan 6,82 persen.
Struktur perekonomian Jatim menurut lapangan usaha triwulan I-2016 didominasi oleh tigalapangan usaha utama yaitu: Kategori Industri Pengolahan (29,76 persen); Kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (14,07 persen) dan Kategori Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor (17,79 persen) .
Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhannya, lapangan usaha Industri Pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,50 persen, diikuti Kategori Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 1,17 persen; dan Kategori Konstruksi sebesar 0,50 persen. Serta Kategori Informasi dan Komunikasi sebesar 0,39 persen.
“Ekonomi Jatim triwulan I-2016 mengalami pertumbuhan 0,09 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Dari sisi produksi pertumbuhan ini terutama didukung oleh Kelompok Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang mengalami pertumbuhan sebesar 20,94 persen,” kata Teguh, Senin (9/5).
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sub Kategori Tanaman Pangan sebesar 192,76 persen, karena pada triwulan ini di Jatim terjadi musim panen padi dan jagung, diikuti Sub Kategori Jasa Pertanian 70,79 persen, dan Sub Kategori Perikanan 4,63 persen.
Beberapa lapangan usaha yang juga mengalami pertumbuhan positif yaitu Industri Pengolahan (1,94 persen); Pengadaan Air (2,46 persen); Informasi dan Komunikasi (4,46 persen); Real estat (1,30 persen); dan Kategori Jasa Perusahaan (1,05 persen), sedangkan lapangan usaha kategori yang lain mengalami kontraksi.
Pertumbuhan Ekonomi Jatim pada triwulan I-2016 bila dibandingkan triwulan I-2015 (y on y) tumbuh sebesar 5,34 persen. Sebagian besar komponen mengalami pertumbuhan, sedangkan komponen yang mengalami kontraksi adalah Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 0,27 persen dan Import Luar Negeri sebesar 1,38 persen.
Pertumbuhan tertinggi dialami Ekspor Luar Negeri sebesar 14,81 persen, disusul PMTB 8,02 persen, Pengeluaran Konsumsi LNPRT 6,35 persen, Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 3,68 persen dan terakhir Net Eksport Antar Daerah 0,66 persen.
Struktur PDRB Jatim menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku triwulan I-2016 tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Aktivitas permintaan akhir masih didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga yang mencapai lebih dari separuh PDRB Jatim (60,43 persen), komponen lain yang memiliki peranan besar terhadap PDRB Jatim berturut-turut adalah PMTB (27,26 persen), Impor Luar Negeri (17,47 persen), Ekspor Luar Negeri (16,57 persen), Net Ekspor Antar Daerah (5,91 persen), Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (4,20 persen), Perubahan Inventori (1,93 persen) dan Pengeluaran Konsumsi LNPRT yang relatif kecil 1,18 persen.
Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Jatim triwulan I-2016 (y-on-y), komponen Ekpor Luar Negeri mempunyai sumber pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 2,34 persen, diikuti komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2,29 persen, PMTB 2,14 persen, pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,06 persen dan Net Ekspor Antar Daerah 0,04 persen.
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2016 Terhadap Triwulan IV-2015 (q-to-q) Ekonomi Jatim triwulan I-2016 terhadap triwulan IV-2015 (q-to-q) mengalami pertumbuhan sebesar 0,09 persen.
Pertumbuhan tertinggi Ekspor Luar Negeri sebesar 29,42 persen, Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 0,94 persen dan Impor Luar Negeri 0,85 persen. Sedangkan komponen yang lain mengalami kontraksi, tertinggi pada Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 51,51 persen, Net Ekspor Antar Daerah 7,27 persen, Pengeluaran Konsumsi LNPRT 3,18 persen dan PMTB 3,01 persen. [rac]

Tags: