Triwulan I, Pertumbuhan Ekonomi Jatim Melambat

Kenaikan Masih Ungguli Nasional
Pemprov, Bhirawa
Pertumbuhan Ekonomi  di Jatim triwulan I tahun 2014 agak melambat, hal itu nampak dari data Badan Pusat Statistik Jatim yang menunjukkan kenaikan sebesar 1,95 persen terhadap triwulan IV tahun 2013 (per kuartal atau q to q).
Kenaikan pertumbuhan ekonomi di Jatim masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,21. Saat ini ada tiga provinsi yang merupakan penyumbang pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan I tahun 2014, yaitu DKI Jakarta 16,72 persen, Jatim 15,05 persen, dan Jawa Barat 14,23 persen.
“Tidak hanya Jatim, tapi seluruh provinsi dan nasional juga mengalami kenaikan yang melambat,” kata Kepala BPS Jatim, Sairi Hasbullah melalui Kabid  Neraca Wilayah dan Analisis, Setiowati SE MT, Senin (5/5).
Menurutnya, sektor pertanian mengalami pertumbuhan positif sebesar 51,49 persen, hal ini karena bersamaan dengan panen raya utamanya komoditi padi, jagung dan kacang tanah. Sedangkan sektor yang lain mengalami pertumbuhan negatif, secara umum karena menurunnya permintaan barang dan jasa.
Dibanding triwulan I tahun 2013(per tahun atau y on y), ekonomi Jatim triwulan I tahun 2014 tumbuh sebesar 6,40 persen. Menurut lapangan usaha, semua sektor mengalami pertumbuhan positif,pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor konstruksi sebesar 9,54 persen,  disusul  sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,50 persen.
Sedangkan sektor jasa-jasa, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran juga mengalami pertumbuhan cukup tinggi masing-masing sebesar 8,45 persen 7,67 persen dan 6,79 persen. Sementara pertumbuhan terendah terjadi di sektor pertanian sebesar 1,76 persen.
Sumber pendorong pertumbuhan tertinggi dicapai sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan kontribusi sebesar 2,20persen, diikuti sektor industri pengolahan dengan kontribusi pertumbuhan1,65 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 0,72 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 0,42persen, sektor jasa-jasa 0,68 persen, sektor konstruksi 0,29 persen dan sektor pertanian 0,28 persen,  sektor pertambangan dan penggalian 0,09 persen.   Sedangkan terendah sektor listrik, gas dan air bersihdengan kontribusi0,06 persen.
Besaran nilai PDRB Jatim atas dasar harga berlaku triwulan I tahun 2014 sebesar Rp305,23triliun,  sedangkan nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp 108,09triliun. Tiga sektor utama yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor industri pengolahan dan sektor pertanian memberikan kontribusi terhadap perekonomian Jatim sebesar 74,01 persen. [rac]

Sumber Pendorong Pertumbuhan Tertinggi
Sektor            Konstribusi
Perdagangan, hotel dan restoran      2,20persen
Industri pengolahan         1,65 persen
Pengangkutan dan komunikasi     0,72 persen
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan   0,42persen
Jasa-jasa           0,68 persen
Konstruksi           0,29 persen
Pertanian           0,28 persen
Pertambangan dan penggalian     0,09 persen
Listrik, gas dan air bersih      0,06 persen

Tags: