Triwulan III, Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Timur Capai 5,32 Persen

Pemprov Jatim, Bhirawa
Ekonomi Jawa Timur pada triwulan ketiga tahun 2019 dibandingkan triwulan ketiga tahun 2019 mengalami pertumbuhan sebesar 5,32 persen. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) menurut lapangan usaha, nampak dari sisi produksi, semua lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif.
Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono mengatakan, pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha jasa pendidikan sebesar 8,79 persen, diikuti jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 8,45 persen, informasi dan komunikasi sebesar 7,92 persen, dan penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 7,33 persen.
“Pada lapangan usaha jasa pendidikan, dipengaruhi kenaikan uang kegiatan awal dan uang kuliah tunggal di perguruan tinggi. Biasanya memang di triwulan III ini tidak setinggi di tiruwulan II,” katanya, Rabu (6/11),
Lebih lanjut, dijelaskan juga kalau struktur perekonomian Jatim menurut lapangan usaha Triwulan IIII Tahun 2019 didominasi tiga lapangan usaha utama, yaitu lapangan usaha insutri pengolahan dengan kontribusi 30,02 persen, perdagangan besar dan eceran,reparasi mobil dan sepeda motor 18,57 persen, serta pertanian, kehutanan, dan perikanan 12,19 persen.
Jika dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhannya, lapangan usaha industri pengolahan memiliki sumber pertumbuhan yang tertinggi sebesar 1,89 persen diikuti perdagangan besar dan eceran,reparasi mobil dan sepeda motor 0,98 persen, serta konstruksi 0,54 persen, serta informasi dan komunikasi 0,45 persen.
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) menurut pengeluaran, nampak semua komponen mengalami akselerasi, kecuali komponen ekspor luar negeri terkontraksi 4,44 persen dan impor luar negeri terkontraksi 17,33 persen.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen PMTB (pembentukan modal tetap bruto) 5,11 persen, disusul pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,76 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 4,05 persen, dan pengeluaran LNPRT (lembaga non provit rumah tangga) 1,48 persen.
Tingginya pertumbuhan PMTB dipengaruhi pembangunan yang masih berkelanjutan untuk jalan tol, apartemen, dangerai makanan. Konsumsi rumah tangga dipengaruhi konsumsi pada hari kemerdekaan, Idul Adha, tahun ajaran baru, pembayaran uang kulah, imbas gaji ke 13 yang meningkatkan konsumsi masyarakat. “Sementara pengeluaran konsumsi pemerintah dipengaruhi belanja sosial yang cukup tinggi diakibatkan penanggulangan kekeringan di beberapa daerah di Jatim,” ujarnya.
Struktur PDRB Jatim menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku pada Triwulan III Tahun 2019 tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Aktivitas permintaan terakhir masih didominasi komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mencapai lebih dari separuh PDRB Jatim.
Komponen lain yang memiliki peranan besar terhadap PDRB Jatim berturut adalah PMTB, ekspor luar negeri, pengeliaran konsumsi pemerintah, lainnya dan sebagai pengurang yaitu impor luar negeri. Dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Jatim, komponen pengeluaran rumah tangga memiliki pertumbuhan tertinggi 2,77 persen, diikuti komponen PMTB, dan lainnya.[rac]

Tags: