Tropodo – Wadungasri Kabupaten Sidoarjo Macet Total

Sidoarjo-Bhirawa
Jalan raya Tropodo yang kepadatan lalu lintasnya tinggi, saat ini dihajar kemacetan luar biasa akibat pemasangan box culver mulai Jl Wadungasri sampai Jl Pabean yang panjangnya sekitar 1 km.
Tiga rekanan ditunjuk dinas PUPR memasang box culver di lokasi berbeda-beda di jalur penghubung bandara Juanda, Sidoarjo dengan Rungkut Surabaya. Satu rekanan memasang 33 meter di depan SPBU Tropodo, rekanan lain memasang mulai depan Super Indo Tropodo sampai desa Kepuh Kiriman sepanjang 800 meter, rekanan berikutnya memasang 200 meter di raya Wadungasri.
Karena dikejar target selesai desember, kegiatan pemasangan dikerjakan siang malam, padahal jalan raya Tropodo hingga Wadungasri yang sempit itu menjadi langganan macet. pada jam kerja/sekolah mulai pukul 06.00 hingga 07.00 mulai merambat, sementara sore juga kerap macet. Dengan pemasangan dan parkir box culver yang memakan sebagian badan jalan membuat jalan terganggu.
Hujan lebat yang mengguyur kawasan yang tidak jauh dari lokasi desa Tambakrejo yang baru diterjang puting beliung, membuat kemacetan kian parah. “Kemarin dengan mobil dari Tropodo sampai Wadungasri menelan 1 jam, padahal jaraknya Cuma 1 km,” ucap Slamet warga desa Kepuh Kiriman.
Ia harus berangkat lebih pagi untuk mengantar anaknya sekolah, tidak ada pilihan kalau mau lancar harus berangkat pagi-pagi untuk hindari kemacetan.
Sofyan, warga perumahan Kepuh Permai, mengeluhkan, genangan air di mulut perumahannya setinggi 50 cm juga mempersulit akses warga yang akan menuju ke Raya Tropodo. Dalam perumahan juga tergenang yang sudah sepekan ini tidak surut-surut karena hujan lebat turun hampir tiap hari. Setiap kali buntung meluap pasti dampaknya yang terkena perumahan Kepuh Permai. Banyaknya Bangli di bantaran kali Buntung, membuat air tidak lancar mengalir ke sungai.
Tingginya curah hujan, rusaknya drainase, Bangli membuat sumbatan ke kali Buntung tidak lancar. “kita semua punya andil dalam masalah ini, masyarakat buang sampah di sungai, drainase tidak dirawat dengan baik, ditambah tingginya curah hujan,” tegasnya.
Anggota DPRD Sidoarjo, Ali Sucipto, meminta tanggungjawab dinas untuk menertibkan Bangli. Kali Buntung memang dibebani dnegan ratusan bangli yang berdiri di bantaran kali, apakah statusnya sewa, penjarahan atau membeli. Karena sebagian diantara penghuni bantaran ada yang memiliki sertifikat.
Ia sudah menanyakan ke dinas PUPR, apakah Bangli ini sewa atau diserobot. Secara resmi Pemkab memang tidak menyewakan Bangli, tetapi dikuatirkan ada oknum yang menyewakan, “Ini harus ditelusuri, supaya lingkungan kita tidak rusak,” terangnya.(hds)

Tags: