Trump, Kecemasan Dunia

Kekhawatiran dunia mewarnai pelantikan Presiden AS (Amerika Serikat) terpilih, Donald Trump. Bahkan disertai aksi demo penolakan di dalam negeri. Ke-khawatiran disebabkan isi kampanye Trump terhadap isu-isu utama internasional. Termasuk kesan anti-Islam. Kampanye “penyelamatan” ekonomi dalam negeri AS versi Trump, juga memicu kekhawatiran global. Antaralain kebijakan peningkatan suku bunga the Fed, berpotensi kegaduhan psikologis keuangan se-dunia.
Inaugurasi pelantikan Trump ditaksir mengeluarkan anggaran sebesar Rp 1,2 trilyun. Namun banyak selebriti menolak tampil menyemarakkan panggung pesta pelantikan. Serta untuk pertama kalinya dalam sejarah, pelantikan presiden AS di-iringi penolakan dalam negeri (oleh rakyat Amerika Serikat). Lebih lagi pergaulan internasional, makin cemas. Terutama kawasan Timur Tengah, yang selama ini sangat bergantung pada AS (beserta sekutunya).
Rezim AS terdahulu (Barack Obama), dirasa telah cukup memelihara pola pergaulan internasional. Tak terkecuali, tidak memanjakan ekonomi dalam negeri, manakala menyebabkan kegaduhan ekonomi dunia. Proteksi terhadap ekonomi (dan keuangan) dilakukan tidak berlebihan. Misalnya dalam kasus krisis keuangan sektor properti. Tetapi Obama, sangat peduli untuk melindungi kaum miskin AS dalam akses kesehatan.
Bahkan pemerintah AS (di bawah Obama), melakukan unjukrasa untuk “melawan” parlemen. Ini menjadi satu-satunya pemerintahan di dunia yang melakukan unjukrasa. Aksinya, pemerintah AS memutuskan untuk tidak buka kantor mulai 1 Oktober 2013 sejak pukul 00.01. Aksi unjukrasa itu kondang disebut Amerika “Shut-down.” Termasuk didalamnya men-cuti-kan sebanyak 800 ribu PNS (pegawai federal).
Penutupan kantor pemerintah merupakan balasan setelah parlemen di DPR dan Senat gagal menyepakati Rancangan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) tahun 2014. Keberatan DPR adalah pembiayaan layanan kesehatan wong cilik yang disahkan Obama pada tahun 2012 lalu. Partai yang berkuasa (Demokrat) saat ini menguasai mayoritas di Senat.
Sedangkan Partai Republik (kini partainya Donald Trump) menguasai mayoritas DPR. Demokrat sudah menguasai pemerintahan selama 4 kali pilpres, sejak kemenangan Clinton. Sedangkan empat kali pilpres sebelumnya dimenangkan oleh partai Republik. Konon Demokrat, disebut-sebut sebagai partai wong cilik. Sedangkan Republik dikenal sebagai parpol-nya kaum kaya.
Karena itu kubu Demokrat, bersikukuh mempertahankan UU Layanan Kesehatan untuk wong cilik (biasa disebut Obama-care). Bahkan Obama pernah membatalkan kunjungannya ke Indonesia untuk meyakinkan DPR-nya. Itu pentingnya UU Kesehatan wong cilik. Undang-Undang ini meliputi tambahan biaya kesehatan untuk sekitar 9 juta jiwa warga miskin Amerika yang belum memiliki jaminan pertanggungan kesehatan.
Di DPR AS, kubu Demokrat maupun kubu Republik telah berdebat selama lebih dari seminggu terkait Obama-care. Kubu Republik (oposisi) bersikeras meng-amandemen UU Obama-care, atau setidaknya menunda realisasi UU itu selama setahun lagi. Tetapi kubu Demokrat malah bersikukuh. Republik yang mayoritas di DPR memenangkan perdebatan, sehingga UU Layanan Kesehatan wong cilik dicoret. Lalu, Obama mengumumkan Amerika Shut-down.
Trump, adalah presiden AS paling kaya. Asetnya ditaksir mencapai Rp 60 trilyun. Tetapi altar politik (dan pemerintahan) sangat berbeda dengan urusan berburu kekayaan pribadi. Sejarah akan membuktikan “kesaktiannya” sebagai Presiden AS. Manakala mampu mengulang kemenangan pada pilpres tahun 2020 mendatang. Atau sebaliknya, berhadapan dengan mekanisme impeachment (pelengseran) yang akan mengusirnya dari Gedung Putih.
Tiga presiden AS terakhir (George Bush Jr, Clinton, dan Barack Obama) telah menunjukkan dedikasinya, terpilih dua kali. Manakala Trump kalah dalam pilpres 2020, maka ke-khawatiran dunia cukup beralasan. Kini seluruh dunia berdebar-debar menunggu kinerja Trump, selaku penguasa negara adi-daya. Di AS, hanya terdapat dua legenda: “Jango,” dan George Washington (pendiri AS). Itu akan menjadi pilihan Trump.

                                                                                                         ——— 000 ———

Rate this article!
Trump, Kecemasan Dunia,5 / 5 ( 1votes )
Tags: