Tuban Pasok 10 Persen Beras di Jatim

Tuban, Bhirawa
Pasokan beras di Jatim yang masuk ke dalam Badan urusan logistik (Bulog), ternyata 10 persen-nya berasal dari Kabupaten Tuban yang sebagian besar lahan pertanian berada di Kecamatan Widang, Plumpang, Soko, Rengel yang nota bene-nya sebagai Kecamatan atau wilayah penyang pangan di Bumi Wali Tuban, dan selebihnya berasal dari Wilayah Kabupaten lain di Jatim.
Hal ini disampikan oleh Kepala devisi regional (Kadivre) Jatim Rudianto dalam acara sosialisasi sosialisasi dan launcing percepatan distribusi Beras miskin (Raskin) 2014  yang dilaksanakan di Gudang Bulog di Kabupaten Tuban kemarin (27/2) yang dihadiri seluruh Kepala Desa (Kades), Camat, Bupati Tuban serta perjabat terkait dui Bumi Wali Tuban.
“Pasokan beras di Jatim 10 persenya itu berasal dari Tuban. Tahun 2013 di Kabupaten Tuban sudah tidak ada penunggakan seperti daerah lain, ini semua berkat bupati yang selalu mengingatkan pelaksana (perangkat desa) dilapangan” Kata Rudiyanto saat melakukan pemaparan pada Bupati.
Sementara dalam sambutan Bupati Tuban H. Fathul Huda menyatakan, program Raskin diberikan pemerintah diperuntukan bagi rumah tangga miskin guna mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sasaran (RTS/penerima raskin) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok berupa beras.
“Karena Raskin untuk warga tak mampu, jadi kurang pas jika orang kaya menerima beras ini. Kalau  memang belum bisa membantu, alangkah lebih baik jika tidak mengurangi hak warga miskin ini, dan jika masih ada yang menerima, semoga allah memberikan petunjuk” Kata Bupati Tuban. Bupati juga menyangkan, dalam pendistribusian beras miskin Bulog masih berpedolan pada data tahun 2011 dengan jumlah RTS sebanyak  97.104 kepala keluarga (KK) dikabupaten Tuban,  dengan 15 Kg Beras/RTS setiap bulanya dengan harga tebus Rp 1.600/kg.
“Data ini harus ada pembenahan, karena jumlah rumah tangga miskin di kabupaten Tuban saat ini sudah berkurang dibanding tahun 2011 kemarin, jangan lagi ada tungakan raskin, karena sistem pembelian ini cash and carry, jika ada tungakan maka yang bermasalah adalah pelaksana dilapangan,” Kata Bupati.
Terkait dengan masih adanya kualitas beras miskin yang beberapa kali ditemukan tidak layak, Bupati menyampaikan, Bulog bersedia menukar beras yang dianggap kurang baik itu dengan beras yang baru dengan catatan beras yang dimaksud dikumpulkan agar petugas Bulog dapat mengambil dan menggantinya.
Diakui bupati, proses peyimpanan yang lama terkadang membuat beras menjadi kotor dan berdebu sehingga saat didistribusikan debu tersebut masih ada dan sampai ke penerima raskin dalam kondisi kotor. ” Memang beras disini cukup lama tersimpan, makanya beras terkadang kotor sampai ke masyarakat, namun tidak perlu kawatir, dikumpulkan saja nanti petugas Bulog akan menggantinya dengan beras baru,” Pungkas Bupati Huda. [hud]

Rate this article!
Tags: