Tujuan yang Terabaikan

Choirul Anam Jabar

Oleh:
Drs H Choirul Anam Djabar
Ketua Jam’iyah Tilawatil Quran Provinsi Jatim

Secara jelas Alquran menyatakan bahwa tujuan puasa yang hendaknya diperjuangkan adalah untuk mencapai ketakwaan atau la’allakum tattaqun. Dalam rangka memahami tujuan tersebut agaknya perlu digarisbawahi beberapa penjelasan dari Nabi SAW. Misalnya, “Banyak di antara orang yang berpuasa tidak memperoleh sesuatu dari puasanya, kecuali rasa lapar dan dahaga”.
Ini berarti bahwa menahan diri dari lapar dan dahaga bukan tujuan utama dari puasa. Ini dikuatkan pula dengan firmanNya bahwa “Allah menghendaki untuk kamu kemudahan bukan kesulitan”.
Di sisi lain, dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman, “Semua amal putera-puteri Adam untuk dirinya, kecuali puasa. Puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang memberi ganjaran atasnya.”
Ini berarti pula bahwa puasa merupakan satu ibadah yang unik. Tentu saja banyak segi keunikan puasa yang dapat dikemukakan, misalnya bahwa puasa merupakan rahasia antara Allah dan pelakunya sendiri.
Bukankah manusia yang berpuasa dapat bersembunyi untuk minum dan makan? Bukankah sebagai insan, siapa pun yang berpuasa, memiliki keinginan untuk makan atau minum pada saat-saat tertentu di siang hari puasa? Nah, kalau demikian, apa motivasinya menahan diri dan keinginan itu?
Tentu bukan karena takut atau segan dari manusia, sebab jika demikian, dia dapat saja bersembunyi dari pandangan mereka. Di sini disimpulkan bahwa orang yang berpuasa, melakukannya demi karena Allah SWT.
Demikian antara lain penjelasan sementara ulama tentang keunikan puasa dan makna hadis qudsi tersebut. Tetapi yang jelas, seorang yang berpuasa Ramadan dengan benar, sesuai dengan cara yang dituntut oleh Alquran, maka pastilah ia akan melakukannya karena Allah semata.*

Rate this article!
Tujuan yang Terabaikan,5 / 5 ( 1votes )
Tags: