Tujuh Bonek Tewas Diduga Minum Oplosan Dimakamkan

Suasana kedatangan jenazah dan pemakaman para Bonek yang meninggal akibat minuman keras. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Sebanyak tujuh jenazah Bonek pendukung Persebaya Surabaya asal Sidoarjo yang meninggal dunia diduga akibat minuman keras, alkohol oplosan telah dipulangkan ke rumah duka masing-masing. Mereka meninggal di Subang, Jawa Barat, karena ingin memastikan Persebaya kembali bisa berlaga dalam kompetisi resmi PSSI.
Usai mengikuti pemakaman, Senin (9/1) Camat Waru, Fredik Suharto menjelaskan, saat ini total yang meninggal ada tujuh orang. Lima Bonek diberitakan meninggal setelah menenggak minuman keras oplosan yang terdiri atas alkohol 70%, minuman ringan Sprite, dan air kelapa muda pada Jumat malam, 6 Januari 2017. Minuman keras itu merupakan jamuan dari Singgih, salah satu aktivis Viking (sebutan suporter Persib Bandung), di Kec Compreng, Subang.
Sebagian dari mereka meninggal dalam perjalanan menuju Bandung pada Sabtu, tepatnya di Jl Raya Pagaden, Subang. Mereka adalah Brian Adam Firdaus, 17 tahun, Rudi (23), Hasrul alias Foka (22), Mustakim Najib (18), dan Syahrul Ali Syahbana (18). Semuanya penduduk Kec Waru, Sidoarjo.
Menurutnya, kalau M Yunus, 18 tahun, warga Dusun Candi, Desa Wedoro, Kec Waru, dan Cahya Kurniawan alias Wawan, 22 tahun, warga Kediri yang tinggal di Bungurasih, Kec Waru, Sidoarjo. ”Jadi kini total korban yang meninggal Korban Miras menjadi tujuh orang,” kata Fredik Suharto.
Menurutnya, M Yunus meninggal Ahad malam ketika dalam perjalanan pulang bersama 12 Bonek dalam iring-iringan ambulan yang membawa lima jenazah rekan mereka. Sedangkan Cahya Kurniawan meninggal saat dirawat di RSUD Subang. Semua jenazah sudah dipulangkan ke rumah keluarga almarhum dan dimakamkan di pemakaman desa masing-masing. ”Dari tujuh korban, tiga jenazah diantaranya dimakamkan di pemakaman Desa Wedoro, Kec Waru, Sidoarjo,” jelasnya.
Sedangkan suasana duka dan kesedihan mendalam tampak pada wajah-wajah Bonek ketika mengantarkan salah satu jenazah almarhum Syahrul Ali Syahbana (18). Mereka secara khidmat mengikuti upacara pemakaman. Begitu duka juga mewarnai keluarga almarhum Syahrul Ali. Mukhlas orangtua korban, terlihat syok dan seakan tak percaya akan kepergian anaknya, bakal tidak bisa berjumpa lagi untuk selamanya.
Ia sebelumnya tak percaya dengan kabar duka yang diterimanya. Karena sebelum ada kabar meninggal (Syahrul red,), Mukhlas mengaku masih berkomunikasi dengan anaknya yang masih duduk di kelas lll SMA di Waru itu. Begitu jenazah korban datang, dia tampak terpukul dan merasa sedih atas kenyataan yang dilihatnya. Saat jenazah dibawa masuk ke dalam rumah, Mukhlas dan keluarga meyakinkan melihat wajah korban. ”Semalam pihak keluarga masih belum mempercayai kepergian Syahrul. Pantas keluarganya syok. Semoga keluarga almarhum sabar dengan kondisi ini,” jelas Kades Wedoro M Nafik. [ach]

Tags: