Tujuh Pejabat Dikukuhkan sebagai Warga Kehormatan Suku Tengger

Tujuh pejabat dikukuhkan sebagai warga kehormatan suku Tengger. [wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kabupaten Probolinggo, Bhirawa.
Masyarakat Suku Tengger di kawasan Gunung Bromo melakukan resepsi Hari Raya Yadnya Kasada 1945 Saka sebelum ritual larung sesaji, Minggu (4/6) malam di Pendopo Agung Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura.

Resepsi Yadnya Kasada tahun Saka 1945 ini dihadiri oleh Wakil Bupati Probolinggo Drs. HA. Timbul Prihanjoko beserta Ketua TP. PKK Kabupaten Probolinggo Hj. Nunung Timbul Prihanjoko, Forkopimda, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto beserta Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Probolinggo Rita Erik Ugas Irwanto serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Probolinggo.

Dikesempatan ini, terdapat 7 (tujuh) pejabat pemerintah yang dikukuhkan sebagai warga kehormatan Suku Tengger dipertengahan acara malam resepsi Yadnya Kasada. Diantaranya Komandan Kodim 0820 Probolinggo Letkol Arm. Heri Budiasto dan Ketua Pengadilan Negeri Kraksaan bapak I Made Yuliada.

Selanjutnya Sekda Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto, Ketua DWP Kabupaten Probolinggo Rita Erik Ugas Irwanto, Direktur Rumah Swadaya Kementerian PUPR K. M. Arsyad, Kepala Balai Besar TN BTS C. Hendro Widjanarko dan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Probolinggo Wida Rihadyan Adji.

Wakil Bupati Probolinggo Drs. HA. Timbul Prihanjoko menjelaskan perayaan Yadnya Kasada ini menjadi bukti kerukukan hidup bagi umat beragama. Bahkan dipercaya menjadi pilar harmonisasi kehidupan masyarakat. Selain itu, juga menjadi modal semangat untuk membangun dan mensejahterakan seluruh kehidupan masyarakat Tengger.

“Saya mengucapkan selamat kepada para tokoh yang telah dikukuhkan sebagai warga kehormatan dan sesepuh suku Tengger. Pelaksanaan pengukuhan warga kehormatan ini merupakan adat budaya dan tradisi yang selalu dilakukan oleh Romo Dukun Pandhita atau dukun yang dituakan dalam perayaan Hari Raya Yadnya,” katanya.

“Para tokoh dari kalangan pejabat pemerintah yang dikukuhkan ini diharapkan dapat memajukan budaya masyarakat Tengger serta dapat melestarikan adat dan budaya maupun tradisi-tradisi yang kerap dilakukan oleh masyarakat suku Tengger Bromo,” tandasnya.

Sementara Sesepuh Tengger Supoyo menambahkan tentang kegiatan perayaan Yadnya Kasada ini merupakan perayaan hari raya setelah pandemi yang telah dirayakan dengan meriah dan semarak oleh warga Tengger, khusuwnya di wilayah Kecamatan Sukapura.

Bentuk semaraknya Yadnya Kasada diwujudkan dengan kegiatan pendukung lainnya, salah satunya kegiatan lomba pasang udeng dan pasang jarik untuk pelajar.

“Oleh karena itu dengan perayaan ini, saya mewakili sesepuh Tengger mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Kabupaten Probolinggo serta jajaran eksekutif dan legislatif yang selama ini selalu berupaya sekuat tenaga memberikan perhatian dan mendukung penuh pada perayaan Yadnya Kasada tepat pada bulan Kasada ke-12 menurut kalender Tengger dan tepat pada hari 14-15 di bulan purnama,” ujarnya.

Usai resepsi perayaan Yadnya Kasada pada malam hari, warga masyarakat Tengger lanjut dengan melakukan ritual upacara pembacaan mantra pasca sembahyan yang berisi puji-pujian terhadap Tuhan dan permohonan agar diberikan kehidupan yang damai di Pura Luhur Poten atau Sanggar Agung Poten yang berada di kaki Gunung Bromo. Dilanjutkan dengan ritual larung sesaji di bibir kawah Gunung Bromo pada dini hari dengan membawa hasil pertanian dan peternakan.

Selama perayaan Yadnya Kasada, akses pengunjung kawasan wisata Gunung Bromo dibatasi selama 3 (tiga) hari mulai Sabtu (3/6) pukul 18.00 WIB hingga Senin (5/6) pukul 18.00 WIB.

Dengan adanya pembatasan ini, maka pengunjung wisata Gunung Bromo tidak bisa turun ke lautan pasir atau naik ke bibir kawah Gunung Bromo. Meskipun demikian, wisatawan dari Kabupaten Probolinggo masih bisa menikmati keindahan Gunung Bromo maupun prosesi Yadnya Kasada dari atas Cemorolawang maupun Seruni Point.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo Bambang Suprapto mengatakan pembatasan akses bagi pengunjung wisata Gunung Bromo ini dilakukan dengan alasan supaya pelaksanaan ritual Yadnya Kasada bagi warga Tengger berjalan dengan khidmat. [wap.dre]

Tags: