Tujuh Perusahaan Rokok Akan Serap Ribuan Ton Tembakau Pamekasan

Tamanan Tembakau akan siap panen masih dalam perawatan

Pamekasan, Bhirawa
Sebanyak tujuh perusahaan rokok (Pabrikan, Red) memastikan akan membeli Tembakau milik Petani di wilayah Pamekasan, pada musim tanam tahun 2019. Perusahaan itu, yakni Gudang Garam, Djarum, Sampoerna, Bentoel, Sukun, Nojorono dan Wismilak.
Kadisperindag Pamekasan melalui Kabid Pengawasan Konsumen, Imam Hidayat mengatakan, ketujuh perusahaan yang akan menyerap hasil panen Tembakau petani Pamekasan itu sekitar 17.800 ton.
“Rincianya, PT. Gudang Garam akan membeli Tembakau sebanyak 5.000 ton, PT. Bentoel 1.500 ton, Djarum 9.000 ton, PT. Sampoerna (kemitraan) 400 ton, PT. nojorono 800 ton, PT. Sukun 600 ton dan PT. Wismilak 500 ton, maka totalnya
17.800 ton,” ungkapnya.
Imam menandaskan, Pemkab Pamekasan sudah menetapkan Break Even Point (BEP) Tembakau 2019 seharga Rp 42.600 perkilogram. Dan penetapan tersebut sudah disepakati dalam acara sosialisasi dengan pihak terkait seperti Pabrikan, OPD, dan para Kelompok Tani.
Namun demikian, ucap Imam, bahwa harga tembakau bisa saja diatas dan bisa saja di bawah BEP yang ditetapkan pemerintah.
“Pluktuatif harga Tembakau itu diukur dari kualitasnya. Jadi, kalau cuacanya bagus, maka bisa dipastikan hasil panen juga bagus dan harganya akan tinggi. Sebaliknya, jika cuaca tidak bersahabat, kualitas Tembakau bisa jelek dan harganya bisa turun,” tambahnya.
Sementara sejumlah petani terus berdoa dan akan berusaha merawat tanaman Tembakau agar didukung cuaca bagus di musim Tahun 2019, dan menghasilkan kualitas Tembakau yang baik pula.
Fathorahman, petani asal Kelurahan Kangenan, merasa gembira bila ketujuh perusahaan rokok siap menyerap hasil panen Tembakau. Ia meminta, selain harga Tembakau di atas rata-rata.
“Petani siap menjaga kualitas Tembakau. Apalagi, cuaca sekarang cukup normal,” ucapnya.
Lebih utama lagi, pihak Gudang perwakilan Pabrikan diminta hendaknya tutup hingga panen tutas. “Tutupna gudang. Semetara daun atas belum dipanen. Itu merugikan petani karena harga langsung anjlok. Padahal daun atas itu kualitas super,” tegas Paok, panggilan akrabnya kepada Bhirawa. [din]

Tags: