Tujuh Sekolah di Kabupaten Probolinggo Terdampak Bencana

Atap TK Pertiwi yang ambruk disapu angin putting beliung. [wiwit agus pribadi]

Siswa TK Pertiwi Dipindah ke SDN 1 Kotaanyar
Kabupaten Probolinggo, Bhirawa
Setidaknya tujuh sekolah terdampak bencana alam, khususnya puting beliung beberapa hari lalu. Namun hanya satu sekolah terdampak bencana di Kabupaten Probolinggo yang dapat anggaran rehab dari APBN 2020. Yaitu, SDN Gunggungan Lor, Kecamatan Pakuniran. Sementara enam sekolah yang lain tidak.
Ke tujuh sekolah terdampak bencana angin kencang dan puting beliung di Kabupaten Probolinggo, itu SDN 5 Kalibuntu, Kraksaan; SDN Gunggungan Lor, Pakuniran; TK PKK Pertiwi, Pakuniran; dan empat sekolah yang semuanya di Pajarakan. Yaitu, SMPN 1 Pajarakan, SDN Pajarakan Kulon 1, SDN Pajarakan Kulon 2, dan SDN Ketompen.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo Dewi Korina, Rabu (8/1) membenarkan tujuh sekolah yang terdampak bencana selama musim hujan. Kerusakan yang dialami tujuh sekolah itu berbeda – beda. ”Kerusakan yang terjadi di setiap sekolah tidak sama. Ada juga sekolah yang sudah masuk pada anggaran rehab APBN. Seperti, SDN Gunggungan Lor,” ujarnya.
Sedangkan sekolah yang tidak masuk dalam anggaran rehab APBN 2020, dianggarkan melalui APBD 2020 atau melalui Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) APBD 2020. Dewi menjelaskan, dana APBD 2020 untuk rehab sekolah cukup besar. Yaitu, mencapai Rp23 miliar untuk SD, dan Rp16 miliar untuk SMP.
Dana itu berasal dari DAK dan DAU. Untuk sumber DAK, rehab akan dilakukan pada 40 ruangan dan lima ruang kelas baru. Sedangkan sumber DAU, rehab akan dilakukan pada 34 ruangan dan enam kelas baru.
Dewi mengatakan, realisasi rehab dengan anggaran APBN akan dilakukan di awal tahun ini. Sebab, rancangan teknis alokasi dana APBN sudah selesai pada 2019. Namun, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pusat agar rehab bisa dilakukan secepatnya. ”Untuk alokasi dana APBD, masih menunggu rancangan teknis yang dalam proses,” tuturnya.
Selain SDN Gunggungan Lor yang terdampak bencana, ada sekolah lain yang tidak terdampak bencana, juga akan direhab dengan anggaran APBN. Jumlahnya 19 sekolah (selengkapnya lihat grafis). Belasan sekolah itu adalah sekolah yang rata-rata tidak pernah direhab dalam waktu 13 tahun.
Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo belum bisa memastikan perbaikan untuk atap TK PKK Pertiwi yang ambruk. Dispendik menyebut, masih harus berkoordinasi dengan tim teknis.
Untuk keberlanjutan kegiatan bermain di TK PKK Pertiwi, pihaknya memindahkan ruang kelas ke SDN 1 Kotaanyar. Sehingga, siswa TK bisa terus menuntut ilmu. Tidak terganggu dengan ambruknya atap gedung sekolah mereka.
Kepala TK PKK Pertiwi, Namiasih Tresnowati mengatakan, pihaknya meliburkan aktivitas bermain anak didiknya hingga Senin, 6 Januari 2020 kemarin. Tujuannya, agar sekolah mempunyai waktu untuk membersihkan reruntuhan atap gedung. Juga mencari, bila saja terdapat alat belajar dan buku-buku yang masih bisa dipergunakan.
Selain itu, juga karena kondisi bangunan yang mengkhawatirkan. Atap bocor dan ada yang berlubang. ”Kami khawatir meskipun hanya satu atap saja yang ambruk. Guru-guru dan warga hanya fokus membersihkan reruntuhan atap. Untuk membersihkan bangku dan buku belum,” tandasnya. [wap]

Tags: