Tujuh SMA Kota Probolinggo Terapkan Lima Hari Sekolah

Formasi SMAN 4 kota Probolinggo pelopor 5 hari sekolah sejak 2016.

Kota Probolinggo, Bhirawa
Rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI untuk menerapkan 5 hari sekolah untuk penguatan pendidikan karakter (PPK) memang belum disahkan. Namun, sejumlah sekolah di Kota/Kabupaten Probolinggo sudah ada yang mulai menerapkan kebijakan ini. SMAN 4 Kota Probolinggo Sebagai Pelopornya.
Tahun ini, ada 6 SMA yang menerapkan 5 hari sekolah. Jumlah itu bertambah dari tahun sebelumnya yang tercatat hanya satu SMA yang menerapkan. Yakni SMAN 4 di Kota Probolinggo. Ini artinya, ada tujuh SMA yang akan menerapkan 5 hari sekolah. Tiga SMA di Kabupaten Probolinggo dan 4 SMA di Kota Probolinggo.
Menurut Kepala Cabang Dinas Pendidikan SMA Sri Yuliasih, Kamis (27/7) mengatakan, meski aturan tersebut belum disahkan secara resmi, namun tak masalah diterapkan. Dengan catatan, sekolah tersebut harus mampu melaksanakannya.
Serta, tak menjadi masalah di kemudian hari. Sehingga, untuk saat ini tak ada unsur pemaksaan dan bagi sekolah yang dirasa masih berat. Tak melaksanakan juga tak masalah. “Di Jawa Timur sendiri, sekolah dibebaskan untuk menerapkan kebijakan ini. Jika dipandang mampu dan tak ada masalah di kemudian harinya, maka silakan untuk menerapkan sekolah 5 hari.
Pada tahun ini, terdapat 6 SMA yang sudah melaksanakannya di Kota Probolinggo,” terang Sri Yuliasih. Total 7 SMA di Probolinggo yakni SMAN 1 Kota Probolinggo, SMAN 2 Kota Probolinggo, SMAN 3 Kota Probolinggo, SMAN 4 Kota Probolinggo, SMAN 1 Kraksaan, SMA Tunas Luhur Paiton dan SMA Taruna Leces.
Dari 7 SMA di Probolinggo yang telah menerapkan sekolah 5 hari, SMAN 4 Kota Probolinggo bisa dikatakan sebagai pelopornya. Maklum saja di sekolah setempat, program sekolah 5 hari sudah diterapkan sejak tahun 2016. “Dari segi teknis, lebih enak. Wali murid juga menerima, walaupun awal penerapan sedikit berat. Sebab, butuh proses penyesuaian,” beber Hakam  Basori, kepala SMAN 4 Probolinggo.
“Anak juga merasa senang. Mulai tahun ajaran 2016-2017 sudah melaksanakan 5 hari sekolah, sehingga sabtu-minggu libur. Dan, nantinya akan digunakan untuk kegiatan pendukung lainnya, seperti ekstrakurikuler (ekskul) dan sebagainya,” terangnya.
Walaupun nantinya juga akan ada kegiatan lain seperti ekskul, minimal beban pelajaran yang diterima berkurang. Mengingat untuk ektra biasanya mayoritas kegiatan yang disukai oleh anaknya.  “Kan tidak mungkin jika semisal anaknya tidak suka voli, ikut ekskul voli. Tapi, pasti mengikuti ekskul yang diminati. Seperti futsal misalnya,” bebernya.
Kebijakan 5 hari sekolah, memang masih menjadi perdebatan di banyak kalangan. Namun, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI meyakini, penerapannya bisa dilakukan. Bahkan, saat ini Kemendikbud menunggu Peraturan Presiden.
Lebih lanjut Sri Yuliasih mengatakan, program sekolah 5 hari dalam seminggu itu sangat bermanfaat untuk kemajuan pendidikan di Indonesia ke depan. Sebab, di dalamnya ada penguatan pendidikan karakter (PPK). Disamping itu, dengan 5 hari sekolah, ini juga positif untuk mengatur jadwal guru untuk disesuaikan dengan 5 hari kerja pegawai negeri sipil (PNS) atau aparatur sipil negara (ASN). [wap]

Tags: