Tukang Jahit Itu Berangkat Haji Tapi Tak Kembali

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf berdoa bersama untuk kondisi Sumaniro, korban tragedy Mina di rumahnya di Desa Triwungan Blok Krajan Kec Kotaanyar Kabupaten Probolinggo.

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf berdoa bersama untuk kondisi Sumaniro, korban tragedy Mina di rumahnya di Desa Triwungan Blok Krajan Kec Kotaanyar Kabupaten Probolinggo.

Surabaya, Bhirawa
Kedatangan Gus Ipul, sapaan lekat Wagub Jatim, itu memang untuk memberikan ucapan bela sungkawa dan memberikan semangat agar tetap tabah kepada keluarga Abdul Karim, yang telah menjadi salah satu korban meninggal dunia akibat tragedy Mina, Arab Saudi.
Saat Gus Ipul datang, Jumat (25/9) malam, suasana duka terasa sangat menyelimuti keluarga Abdul Karim, yang beralamat di Kebonsari Wetan, Gang Lele, Kota Probolinggo. Sebab pihak keluarga baru saja mendapat kepastian jika Abdul Karim menjadi salah satu korban meninggal dalam tragedi haji di Mina, Arab Saudi, pada Jumat sore, sekitar pukul 15.00.
“Pada Jumat pagi sekitar jam 10.00 sebenarnya kami sudah dikabari kalau nama Bapak tercantum sebagai korban meninggal dunia. Yang mengabari adalah Ketua Rombongan Kloter 48 Embarkasi Surabaya, Samsul Hadi. Hanya saja pagi itu jenazah Bapak masih belum dicek. Cuma sudah dicocokkan identitas nama, kloter dan nomor paspornya memang punya Bapak,” kata Sugianto, salah seorang menantu Abdul Karim.
Ketua Rombongan kemudian meminta pihak keluarga menunggu kepastian selanjutnya sampai ditunjukkan jenazah atas identitas tersebut. “Jumat sore jenazah Bapak difoto oleh Ketua Rombongan. Fotonya dikirim lewat HP ke kami dan ternyata itu memang benar jenazah Bapak,” ucapnya.
Pihak keluarga sendiri terakhir kali bertemu Abdul Karim ketika mengantar keberangkatannya menuju tanah suci Mekkah bersama rombongan Kloter 48 melalui Embarkasi Surabaya pada 9 September 2015. Abdul Karim berangkat ke tanah suci sendirian.
“Tidak ada pesan khusus dari Bapak saat mau berangkat ketika itu,” ujar Sugianto. Selanjutnya Abdul Karim sama sekali tidak berkomunikasi dengan keluarga di rumah. Ini karena Abdul Karim selama hidupnya tidak pernah pegang ponsel.
Sugianto mengaku punya firasat tidak enak ketika malam Hari Raya Idul Adha, Rabu (23/9) lalu, bermimpi didatangi almarhum ibu mertuanya, Marsus, yang tak lain mendiang istri Abdul Karum. “Ya, waktu malam takbiran itu, saya mimpi didatangi Ibu mertua,” ungkapnya.
Dalam mimpinya, Marsus yang meninggal dunia di tahun 2008 silam tidak berkata apa-apa. “Hanya Ibu waktu itu datang dengan berpakaian baju baru,” kenangnya. Lalu Sugianto terbangun dan pagi harinya mendengar kabar dari pemberitaan di televisi tentang terjadinya tragedi di Mina.
“Perasaan saya sudah gak enak. Pasti berkaitan dengan mimpi saya semalam dan ternyata benar, Bapak menjadi salah satu korbannya,” timpalnya. Abdul Karim semasa hidupnya sehari-hari bekerja sebagai tukang jahit di Pasar Pabean, Kota Probolinggo.
Selain Abdul Karim, hingga kemarin tercatat korban lain meninggal yang telah berhasil diidentifikasi dalam tragedi puncak haji di Mina 2015 ini semuanya berasal dari Kloter 48 Embarkasi Surabaya. Yaitu Hamid (51), asal Dusun Timur II, RT 19/ RW 4, Desa Muneng Kidul, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo. Lalu Sumaniro di Desa Triwungan, Blok Kranjan, Kecamatan Kota Anyar Kabupatan Probolinggo.
“Atas nama pemerintah dan pribadi saya turut berduka cita atas tragedi di Mina dan semoga amal ibadah jamaah yang wafat diterima di sisi Allah SWT,” kata Gus Ipul, kepada keluarga korban.
Menurut dia, belum lama tragedi robohnya alat berat crane di Mekkah yang menyebabkan ratusan orang wafat dan lainnya luka-luka, saat ini kembali terjadi musibah di Mina. “Ini ujian dari Allah SWT dan semua peristiwa pasti ada hikmahnya. Kami benar-benar bersedih,” ucapnya.
Pria yang juga Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu menilai pemerintah Arab Saudi harus benar-benar mengevaluasi pelaksanaan Ibadah Haji tahun berikutnya agar kejadian serupa tak terulang. “Harapannya semoga peristiwa tidak terulang dan pemerintah setempat bisa lebih memperhatikan sekaligus mengantisipasinya,” pungkasnya. [iib]

Tags: