Tularkan Virus Wirausaha, Wali Kota Risma Minta Warga Kota Ikut Pahlawan Ekonomi

Wali Kota Tri Rismaharini foto bersama dengan peserta Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Ekonomi di Kaza, Sabtu (6/1). [andre/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Di awal tahun ini, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berharap semakin banyak ibu-ibu yang mau untuk ikut bergabung dalam Pahlawan Ekonomi program Pemkot Surabaya.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Risma di depan peserta Pahlawan Ekonomi (PE) dan Pejuang Muda (PM) di Kaza, Sabtu (6/1). Dalam kesempatan itu Risma menyampaikan alasan mengapa ada Pahlawan Ekonomi ini.
”Program Pahlawan Ekonomi ini dilatarbelakangi oleh permasalahan keluarga yang tergolong miskin meskipun sang suami bekerja. Salah satu jalan untuk mengatasi ini yaitu menggerakkan roda perekonomian keluarga kedua yaitu ibu atau istri,” kata Risma.
Dalam kesempatan ini, Risma terus memotivasi warga Surabaya yang hadir dengan bercerita tentang pendapatan yang bisa diraih oleh para UMKM di Pahlawan Ekonomi ini.
“Saya ingin warga di sini bukan menjadi warga yang punya bisnis yang biasa – biasa saja. Tetapi bisa berbeda. Contohnya saja bakso hitam, yang punya omzet hingga Rp500 ribu per hari,” kata Risma.
Menurutnya, berjualan di kelas bawah dan menengah ke atas sama-sama capek. Untuk itu, dengan bergabung di Pahlawan Ekonomi, produk-produk UMKM akan dibranding dengan kemasan yang menarik agar laku hingga menyasar ke pasar menengah ke atas. Harapannya pendapatan juga lebih banyak dari hasil menjual di pasar menengah ke atas.
Senada dengan Wali Kota Surabaya, Humas Pahlawan Ekonomi Yudi mengatakan di Pahlawan Ekonomi masyarakat Surabaya tidak hanya diajarkan pelatihan saja. Tetapi juga dibantu dalam pengurusan perizinan oleh Pemkot Surabaya secara gratis.
“Di Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda tidak hanya diberikan pelatihan saja, tetapi perizinannya juga dibantu oleh Pemkot Surabaya secara cuma-cuma. Tunggu apa lagi kalau lahan ini sudah dibuka luas. Sangat disayangkan bila peluang ini terbuang percuma,” kata Yudi.
Yudi juga mengatakan, PE dan PM ini merupakan peluang yang besar dan bisa dimanfaatkan bagi anak muda. Menurutnya, kesempatan seperti ini, mungkin tidak ada di kota lain yang mengadakan pelatihan secara berkala.
Saat ini sudah ada 8.656 UKM yang sudah bergabung di UMKM Surabaya Pahlawan Ekonomi. Dari jumlah tersebut, ada 99 produk usaha unggulan yang sudah dijual di pasar internasional dan 105 produk yang sudah berstandar nasional dan ASEAN.
“Selain itu, ada 234 produk usaha utama yang dipasarkan di Jatim. Sedangkan di sisi lain, ada 999 produk mandiri yang sudah bisa berproduksi setiap hari,” ujar pria berkacamata ini.
Harapannya, kata Yudi, pada 2018, jumlah UMKM yang begabung di program PE dan PM ini bisa mencapai lebih dari 20.000 UKM. “Ini akan bagus kalau kita mencapai target itu, mengingat Surabaya berpenduduk 3 juta orang. Dan targetnya ada 20.000 UKM yang akan bergabung di Pahlawan Ekonomi,” kata Yudi.
Sebagai tolak ukur, di awarding Pahlawan Ekonomi di Jalan Tunjungan beberapa waktu lalu, omzet penjualan bisa mencapai Rp 1,6 miliar. Menurut Yudi, ini melebih target yang ditentukan sebesar Rp 1,5 miliar.
“Banyak faktor yang mendukung, salah satunya produk yang dipasarkan melalui Pahlawan Ekonomi sudah maju dan punya produk yang benar-benar unggul,” ujarnya.
Untuk omzet per bulan, rata-rata UKM yang berusaha makanan mempunyai pendapatan rata-rata paling tinggi, yaitu di atas Rp 5 juta per bulan. Sedangkan usaha handycraft berada di bawahnya. Yudi menyampaikan, di sisi lain, sudah ada 45 produk usaha yang tergabung dalam Tata Rupa Prime yang bisa mempunyai omzet sampai Rp 20 juta- Rp 50 juta per bulan.
Selanjutnya, Pahlawan Ekonomi akan lebih fokus ke Go Global, Go Financial dan Go Digital agar pemasaran produk para Pahlawan Ekonomi lebih banyak karena memasarkannya melalui digital. “Selama ini kita sudah memasarkan secara online melalui Facebook, dan itu akan kita teruskan,” katanya.
Selain adanya pelatihan untuk membuat produk-produk unggulan, Pahlawan Ekonomi juga mengadakan pelatihan insidentil yang pada 2017 sebanyak 3-4 kali pelatihan diadakan.
Selanjutnya, kata Yudi, pada 2018 ini pihaknya berharap bisa mengadakan pelatihan insidentil sebanyak sebulan sekali. Contohnya saja pelatihan beauty class. Yudi mengaku, dalam pelatihan beauty class ini, banyak warga Surabaya yang tertarik mengikuti. Bahkan, kelas yang punya kuota sebanyak 50 orang selalu penuh. [dre]

Tags: