Tulungagung Bersih dari Kecurangan

Bupati Syahri Mulyo dan Prof Suparno melihat siswa siswi yang sedang mengerjakan soal UN di salah satu ruang kelas di SMAN 1 Boyolangu kemarin.

Bupati Syahri Mulyo dan Prof Suparno melihat siswa siswi yang sedang mengerjakan soal UN di salah satu ruang kelas di SMAN 1 Boyolangu kemarin.

[Rektor UM Pantau Jalannya UN Bersama Bupati]
Tulungagung, Bhirawa
Rektor Universitas Negeri Malang (UM), Prof Dr H Suparno, menilai pelaksanaan ujian nasional (UN) di Tulungagung bersih. Artinya pelaksanaannya tidak ditemukan kecurangan. “Selama ini pelaksanaan UN di Tulungagung bersih. Tidak ada kecurangan. Tulungagung bersih,” katanya pada Bhirawa saat memantau pelaksanaan UN di SMAN 1 Boyolangu, Senin (14/4).
Kemarin, Profesor Suparno bersama Bupati Tulungagung, Syahri Mulyo SE, melakukan pemantauan pelaksanaan UN di beberapa sekolah. Di antaranya MAN 2 Tulungagung, SMAN 1 Boyolangu dan SMK 3 Boyolangu.
Profesor Suparno yakin pelaksanaan UN di Tulungagung bakal kembali terselenggara dengan bersih pada saat ini. Masalahnya tahun-tahun sebelumnya pelaksanaan UN di Tulungagung selalu bersih dari praktik kecurangan. “Bahkan banyak siswa-siswi Tulungagung yang diterima tanpa tes di UM. Ini membanggakan,” tambahnya.
Hal yang sama dikatakan Bupati Syahri Mulyo. Menurut dia, pelaksanaan UN sekarang tidak memungkinkan siswa dapat mencontek dengan siswa lainnya ketika mengerjakan soal. “Mana mungkin mencontek 20 soal yang diberikan di satu kelas tidak sama. Ini yang membuat siswa harus belajar sendiri,” ujarnya.
Mantan anggota DPRD Jatim dan DPRD Tulungagung ini selanjutnya berjanji bakal memberikan penghargaan bagi siswa setempat yang dapat menorehkan prestasi dalam UN. “Seperti tahun-tahun sebelumnya reward pasti ada. Nanti yang berprestasi bakal mendapat beasiswa,” tuturnya.
Data Dinas Pendidikan Pemkab Tulungagung menyebutkan UN tingkat SMA di Tulungagung diikuti sebanyak 10.430 siswa. Ada pun jumlah lembaga pelaksananya mencapai 53 lembaga.
Sementara itu, Kapolres Tulungagung, AKBP Whisnu Hermawan Februanto MH, membeberkan sampai kemarin tidak ditemukan kebocoran soal UN yang telah didistribusikan ke sekolah-sekolah penyelenggara. Polisi sudah memaksimalkan upaya agar soal UN jangan sampai bocor.
“Kami menerjunkan 210 personel polisi yang terus menjaga naskah UN. Di setiap sekolah kami juga menerjunkan masing-masing dua personel yang berpakaian preman,” paparnya.
Pengamanan pelaksanaan UN dilakukan polisi untuk membantu pengawasan yang telah dilakukan oleh pengawas dari universitas. “Untuk menyimpan naskah UN kami pun telah menyediakan 13 Polsek yang ada di Kabupaten Tulungagung. Naskah-naskah UN itu disimpan di ruangan khusus dan digembok dengan tiga anak kunci,” tambah Kapolres Whisnu. [wed]

Rate this article!
Tags: