Tumbuh 0,30 Persen, IPM Jatim Alami Peningkatan

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jatim, Dadang Hardiwan

Pemprov, Bhirawa
Indeks Pembangunan manusia (IPM) di Jatim pada tahun 2020 kembali mengalami peningkatan. Pada tahun 2019 IPM Jatim mencapai 71,50 dan selanjutnya naik pada tahun 2020 mencapai 71,71 atau tumbuh 0,30 persen
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan menyampaikan, meningkatnya IPM tersebut menunjukkan kalau ada upaya Pemprov Jatim dalam meningkatkan pembangunan manusia saat ini cukup berhasil.
Dipaparkannya, kondisi pembangunan manusia kabupaten/kota di tahun 2020 status atau kategori pembangunannya sama dengan tahun sebelumnya. Terdapat 4 kabupaten/kota yang berkategori “sangat tinggi”, 20 kabupaten/kota dengan pembangunan manusia berkategori “tinggi”, dan sisanya sebanyak 14 kabupaten berkategori “sedang”.
Diharapkannya, Pemprov Jatim agar terus berupaya meningkatkan kinerja pembangunan manusianya, agar tidak terjadi ketimpangan pembangunan manusia antar wilayah di Jatim. Wilayah yang mempunyai IPM tergolong “sedang” diupayakan untuk mencapai kategori “tinggi”.
Lebih lanjut, dijelaskan juga, kalau IPM tertinggi tercatat di Kota Surabaya sebesar 82,23, sebagaimana posisi tahun sebelumnya. Surabaya bersama Kota Malang, Kota Madiun, Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah dengan IPM berkategori “sangat tinggi”.
“Daerah dengan kategori IPM “tinggi” sebanyak 20 kabupaten/kota, sedangkan yang berkategori “sedang” sebanyak 14 kabupaten/kota,” katanya melalui virtual, kemarin.
Dikatakannya, Kota Surabaya tercatat mempunyai UHH terbaik sebesar 74,18 tahun. Sarana dan prasarana kesehatan di Surabaya relatif lengkap, dan masyarakatnya dengan mudah memanfaatkan akses sarana dan prasarana kesehatan.
Di samping itu, kesadaran masyarakat Surabaya untuk berpola hidup sehat cukup tinggi, sehingga mendukung meningkatnya usia harapan hidup. UHH terendah masih tercatat di Bondowoso atau sebesar 66,74 tahun.
“Walaupun demikian capaian UHH tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 0,19 tahun dari tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut mengindikasikan bahwa pembangunan kesehatan di Bondowoso juga semakin membaik,” ujarnya.
Sedangkan Kota Malang mempunyai HLS tertinggi sebesar 15,51 tahun, dan terendah tercatat di Bangkalan sebesar 11,60 tahun, sedangkan RLS tertinggi tercatat di Kota Madiun sebesar 11,14 tahun dan yang terendah masih dipegang Sampang dengan RLS sebesar 4,85 tahun.
“Pengeluaran per kapita yang disesuaikan tahun 2020 tertinggi tercatat di Surabaya atau sebesar Rp. 17,76 juta, diikuti Kota Malang, Kota Madiun dan Kabupaten Sidoarjo masing-masing Rp. 16,59 juta, Rp. 16,02 juta dan Rp. 14,46 juta. Sementara, terendah tercatat di Bangkalan atau sebesar Rp. 8,61 juta,” katanya. [rac]

Tags: