Tunda (Lagi) Umroh

foto ilustrasi

Hanya tiga bulan dibuka (mulai November 2020), pelaksanaan ibadah umroh untuk Indonesia ditutup lagi. Sebelumnya, pelaksanaan umroh juga ditutup mendadak sejak akhir Pebruari 2020. Sampai perusahaan travel penyelenggara umroh memilih tutup bisnis. Jamaah Indonesia disarankan lebih afdhal menunda umroh hingga pandemi CoViD-19 benar-benar berlalu. Sehingga ibadah umroh bisa dilakukan dengan ke-riang-an, dan lebih khusyu’, selama di Makkah, dan Madinah.

Selama masa waspada pandemi, telah diberangkatkan sebanyak 1.090 jamaah umroh, dalam 112 penerbangan. Namun ibadah umroh dilaksanakan dengan cemas, dan was-was. Juga tidak dapat melampiaskan kerinduan pada baitullah, karena tidak bisa menyentuh Ka’bah. Ibadah bagai sekadar melaksanakan ritual rukun (kelengkapan syariat), tetapi tidak me-lega-kan spiritual. Sehingga walau telah tiga bulan dibuka, area Masjidil Haram masih sepi. Muslim berbagai dunia disarankan menunda ibadah umroh.

Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia (KSA) mengumumkan “pencegahan” masuk orang dari 20 negara, termasuk Indonesia. “Pencegahan” juga berlaku terhadap Amerika Serikat, hampir seluruh warga negara Eropa (terutama Inggris, Jerman, dan Perancis). Serta terhadap warga negeri tetangga Arab Saudi (Uni Emirat Arab, Mesir, dan Lebanon). Negara Asia yang juga dilarang masuk, adalah India, dan Jepang.

“Pencegahan” masuk bukan sekadar menunaikan ibadah umroh. Melainkan seluruh warga negara dengan segala urusan, termasuk pekerja, dan pebisnis. Bahkan setiap orang yang pernah mampir di 20 negara yang masuk daftar “pencegahan” juga dilarang masuk. Sedangkan khusus warga negara Arab Saudi yang akan pulang setelah kunjungan di 20 negara, diwajibkan menjalani uji swab PCR, dan karantina selama 14 hari.

Dalam maklumat KSA dituliskan “pencegahan” bertujuan sebagai hifdzul-nafs (perlindungan jiwa). Bukan disebabkan urusan politik. Sejak pertengahan Januari 2021, Arab Saudi mengalami peningkatan kasus positif CoViD-19 melonjak sampai 200% dibanding awal tahun. Kementerian Kesehatan Arab Saudi menduga pelonjakan kasus disebabkan pelanggaran protokol kesehatan (Prokes). Total kasus positif CoViD-19 di Arab Saudi saat ini sebanyak 369 ribu.

Terbanyak di Makkah (88.804 kasus), serta urutan ke-empat kota Madinah (terdeteksi sebanyak 29.934 kasus). Kedua kota sebagai al-haramain pusat peziarahan umat Islam sedunia. Maka wajar Arab Saudi meng-karantina sistemik kedua kota suci. Termasuk waspada kasus varian baru CoViD-19 yang ditemukan di Inggris. Namun ibadah umroh yang berisi thawaf (mengelilingi Ka’bah 7 kali putaran), dan sa’i (jalan bergegas dari bukit Shofa ke bukit Marwah 7 kali trip), tetap bisa dlaksanakan di dalam kompleks masjidil Haram di Makkah.

Dengan pelaksanaan Prokes yang sangat ketat, ibadah umroh, dan peziarahan di dua kota suci sebenarnya telah hampir normal. Pada bulan Desember 2020, dan dua pekan awal Januari 2021, dua kota suci ramai dikunjungi jamaah seluruh dunia. Bahkan persyaratan usia jamaah dilonggarkan menjadi 60 tahun (sebelumnya 50 tahun). Serta setiap kelomok bisa umroh dua kali. Tetapi kini dibatasi lagi lebih ketat, setelah terjadi pelonjakan kasus positif CoViD-19. Termasuk pada jamaah asal Indonesia.

Berdasar data Pemerintah KSA, pada 2019, sebanyak 20,4 juta muslim dari seluruh dunia melaksanakan umroh. Rinciannya, sebanyak 5,3 juta warga domestik (warga Arab Saudi), 6,4 juta eks-patriat yang berada di Arab Saudi. Serta sebanyak 8,7 juta penduduk negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) melakukan umroh. Termasuk dari Indonesia, sekitar 1,5 juta jamaah.

Walau sangat dibatasi secara ketat pada masa pandemi, namun kawasan Ka’bah tak pernah sepi. Sebanyak 8 juta liter air Zam-zam telah di-distribusikan kepada jamaah umroh.

——— 000 ———

Rate this article!
Tunda (Lagi) Umroh,5 / 5 ( 1votes )
Tags: