Tuntut Pabrik Pengelola B3 di Kab.Mojokerto Ditutup

Warga Desa Lakardowo, Kec Dawarblandong demo menuntut penutupan pabrik pengelolah Limba B3 di depan Pemkab Mojokerto, Rabu (22/3) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

Kab. Mojokerto, Bhirawa
Ratusan warga Desa Lakardowo, Kec Dawarblandong melakukan aksi demo di depan Kantor Pemkab Mojokerto, Rabu (22/3) kemarin. Dalam aksinya massa yang menamakan diri Penduduk Lakardowo Bangkit (Pendowo Bangkit) itu, menuntut Bupati Mustofa Kamal Pasha (MKP) menutup pabrik pengolahan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) PT Putra Restu Ibu Abadi (PRIA).
Dalam tuntutannya, warga menyebut kesulitan air bersih selama pabrik itu beroperasi. Selain itu, sejumlah warga juga menderita berbagai penyakit yang disebabkan pengaruh pabrik limbah itu.
”Air bersih di lingkungan kami tercemar dan tidak bisa dikonsumsi karena kandungan kimia yang melebihi standar baku mutu yang ditetapkan Menteri Kesehatan,” ungkap Ketua Pendowo Bangkit, Nurasim usai berorasi.
Nurasim menambahkan, selama kurun waktu lima bulan terakhir sebanyak 432 warga tercemar penyakit dermatitis. ”Banyak anak-anak kami menderita iritasi kulit setelah mandi menggunakan air sumur,” tambahnya.
Menurut Nurasim, berdasarkan uji lab BLH Jatim tahun 2012 silam, kadar TDS, kesadahan CaCo, bahan organik KMn04, sulfat, mangan dan seng jauh melebihi baku mutu air yang ditoleransi. ”Kandungan ini terutama ditemukan di sumur warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi pengolahan limbah PT PRIA,” tandasnya.
Mencuatnya kasus endemi penyakit ini membuat warga menuntut Bupati Mojokerto untuk membekukan operasional pabrik ini. Menjamin pemenuhan air bersih, melakukan pemeriksaan kesehatan dan memberi sanksi kepada menejemen pabrik itu.
Aksi sekitar 300 an massa di depan Kantor Bupati Mojokerto ini mendapat penjagaan ekstra ketat dari aparat keamanan setempat. Sejumlah aksi teatrikal sebagai bentuk penolakan pabrik ini mewarnai aksi demo itu.
Beberapa pemuda peserta aksi, melumuri tubuhnya dengan tinta biru dan hitam dengan tulisan air didadanya. Mereka juga membuat pakaian pocong sebagai simbol kematian, sedang yang lain menggelar aksi mandi di jalan masuk Kantor Pemda di Jl A Yani 16.
Sementara itu, usai berdialog dengan perwakilan warga Bupati MKP melalui Agus M Anas, Assisten I menjanjikan prioritas penanganan persoalan ini. ”Bupati akan memerintahkan Dinas Lingkungan Hidup (LH) untuk memeriksa kadar air di desa Lakardowo sesuai ketetuan berlaku. Seperti tes Lab, dan ini melibatkan warga sebagai upaya transparansi. Kami juga melibatkan Dinkes, dan hasil ini akan diserahkan kepada dinas yang ada,” tegasnya.
Meski disambut dengan letupan ketidakpercayaan akan janji ini, Anas mengatakan upaya pemeriksaan akan dilakukan secepatnya. ”Ini yang akan dilakukan secapatnya oleh Pemkab Mojokerto,” pungkasnya.
Sementara itu, Mujiono dariĀ  PT Pria, menolak berkomentar soal tuntutan warga ini. Sebab, sejumlah pimpinannya tidak berada di tempat karena tengah ibadah umron. ”Ibu Luluk, sedang umroh. Sedangkan Pak Rudy berada di luar kota,” pungkasnya. [kar]

Tags: