Turun Jalan, Penjual Kartu Perdana Protes Pemerintah

Perwakilan Penjual Kartu Perdana di Kota Malang memberikan keterangan Pers Ahad 1/4 oemarin tekait rencana aksi yang akan dilaksanakan Senin 2/4 ini.

Kota Malang, Bhirawa
Para pelaku usaha kecil penjual kartu perdana di Kota Malang, dan sekitarnya memprotes kebijakan pemerintah Pembatasan 1 NIK 3 simcard. Protes tersebut rencananya akan dilakukan pada hari Senin (2/4) ini.
Zulham juru bicara pedagang kartu perdana, di sela-sela persiapan aksinya Minggu (1/4) mengutarakan pihaknya akan melakukan aksi turun jalan di depan kantor DPRD Kota Malang.
Menurut Zulham, Pemerintah dalam hal ini Menkominfo harus bertanggungjawab karena telah “membohongi” outlet melalui keputusan Dirjen PPI yang disampaikan secara terbuka dihadapan seluruh stakeholder telekomunikasi seluler pada 07 November 2017.
“Kami akan protes ke pemerintah, karena kebijakanya telah merugikan para pedagang kartu perdana. Karena jualannya pasti terbatas dan omsetnya jelas turun,”ujarnya.
Karena itu, Pihaknya meminta kepada Presiden RI Bapak Ir Joko Widodo, untuk turut menyelesaikan dan memenuhi permintaan seluruh outlet di Indonesia yang diwadahi oleh KNCI. “Kita minta dukungan semua pihak termasuk DPRD,”tuturnya.
Ia menyatakan Outlet atau yang dikenal dengan istilah konter pulsa tersebar di seluruh wilayah Indonesia, merupakan UMKM kreasi anak bangsa yang telah menjadi “front office” sejak awal dalam memajukan pasar seluler, serta melakukan edukasi kepada masyarakat tentang penggunaan telekomunikasi seluler beserta perangkatnya.
Aturan pembatasan registrasi 1 NIK 3 kartu perdana, kata dia telah mengakibatkan Kerugian langsung bagi outlet saat ini. Bila terdapat 10 outlet di setiap area kelurahan dan desa se-Indonesia yang berjumlah sebanyak 83.000 desa/kelurahan, maka itu berarti ada sekitar 800.000 outlet se-Indonesia.
“Kita asumsikan saja angka terendah yaitu, sebanyak 500.000 outlet. Bila masing – masing outlet dirata – ratakan memiliki stok kartu perdana minimal 25 PC saja, maka jumlah stok kartu perdana milik seluruh outlet, yaitu sebanyak 12,5 juta kartu perdana. Nilai harga rata – rata kartu perdana sekarang (kartu perdana data internet), adalah Rp 35.000 (angka rata – rata terendah), maka total nilai seluruh stok kartu perdana milik outlet adalah senilai Rp 437.500.000.000 atau hampir setengah trilyun. Angka ini pasti bisa lebih besar dua kali lipat, mengingat perhitungan yang kami buat mengambil asumsi angka terendah’,”tukasnya.
Jika pemerintah tidak memberikan kebijakan soal kartu perdana, maka dipastikan dalam beberapa bulan ke-depan, outlet akan tutup dan tergusur dari pasar seluler Indonesia. Ini berarti, sekitar 5 juta jiwa masyarakat yang selama ini bergantung pada usaha outlet seluler, akan menganggur dan kehilangan sumber penghidupannya. [mut]

Tags: