Turunkan Stunting, Bupati Tulungagung Ingatkan Kades Alokasikan Dana Desa

Bupati Maryoto Birowo memberikan penghargaan pada ormas, perguruan tinggi dan dunia usaha yang berperan aktif dalam percepatan penurunan stunting di acara Rembuk Stunting, Senin (5/6).

Tulungagung, Bhirawa.
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, meminta kepala desa setempat untuk mengalokasikan dana desa dalam upaya penurunan angka stunting. Pembiayaan dari dana desa tersebut diharapkan mempercepat upaya Kabupaten Tulungagung mencapai zero stunting.

“Saya akan turun tangan mengawal dan memantau pelaksanaan setiap program penurunan stunting agar berjalan baik dan tepat sasaran. Termasuk kepala desa agar mengalokasikan dana desanya untuk penanganan stunting,” ujar Bupati Maryoto Birowo di acara Rembuk Stunting Kabupaten Tulungagung di Hotel Crown Victoria Kota Tulungagung, Senin (5/6).

Ia menyebut dana desa dapat digunakan untuk membiayai keperluan upaya penurunan stunting.

“Seperti pemberian makanan tambahan (PMT), operasional rujukan balita stunting, pembangunan sanitasi dan air minum, serta intervensi spesifik dan sensitif lainnya,” paparnya.

Bupati Maryoto Birowo mengungkapkan saat ini secara prevalensi, berdasarkan bulan timbang, angka stunting Tulungagung termasuk dalam kategori rendah. Pada tahun 2022 angka stunting sebesar 4,25 persen.

“Akan tetapi berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting mengalami peningkatan. Di antaranya disebabkan oleh kurang optimalnya kunjungan balita ke posyandu untuk dilakukan pengukuran dan Penimbangan,” paparnya lagi.

Karena itu, lanjut dia, diimbau pada seluruh camat, kepala desa serta lurah dan TP PKK untuk melaksanakan aksi kreatif yang mengusung tema

lokal dan menggerakkan masyarakat ke posyandu agar kasus stunting dapat segera ditemukan dan ditangani.

“Seluruh jajaran perangkat daerah harus terus pula melaksanakan aksi-aksi intervensi baik yang berupa intervensi spesifik maupun sensitif di luar kesehatan yang ternyata memberikan kontribusi besar dalam penurunan stunting. Kita harus fokus pada intervensi yang mempunyai daya dorong besar bagi penurunan stunting,” tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris Bappeda Kabupaten Tulungagung, Rusdiyanto, mengungkapkan jumlah anak stunting di Tulungagung berdasar bulan timbang Agustus 2022 sebanyak 2.214 balita dengan jumlah prevalensi stunting sebesar 4,25 persen.

“Dan pada tahun 2023 telah ditetapkan 20 desa yang tersebar di 13 kecamatan sebagai lokasi fokus penanganan stunting,” katanya.

Rencananya, pada tahun 2024 mendatang jumlah fokus desa penanganan stunting akan bertambah 20 desa lagi. Hal ini karena memperhatikan jumlah kasus stunting, prevalensi stunting, dan tren peningkatan kasus stunting, serta mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. (wed.gat)

Tags: