Uang Koperasi Guru Kecamatan Pace Nganjuk Raib Miliaran Rupiah

Kantor KPRI Rukun Makmur yang anggotanya para guru se Kecamatan Pace dananya raib sekitar Rp 2 miliar lebih. [ristika]

Nganjuk, Bhirawa
Ratusan anggota Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Rukun Makmur Guru-guru Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk resah karena tidak adanya kejelasan soal modal usaha. Ini setelah modal usaha KPRI dalam pembukuan tercatat sekitar Rp 4 miliar namun hanya sekitar Rp 2 miliar yang jelas peredaranya untuk simpan pinjam.
Anggota KPRI Rukun Makmur, Sodiq Panani mengatakan, dirinya menjadi anggota koperasi tersebut sejak tahun 1987 dan telah berkali-kali mengingatkan pengurus untuk melakukan pembenahan pembukuan dan mengedepankan transparansi dalam pelaporan tutup buku pada anggota. Hal ini dimaksud agar dikemudian hari tidak ada gejolak atas dugaan-dugaan yang bisa memojokkan para pengurus.
“Tapi hal itu sudah terjadi dan rasa percaya anggota pada KPRI Rukun Makmur sudah luntur. Jadi sekarang sudah sewajarnya para pengurus bertanggungjawab kepada para anggota atas dugaan raibnya modal usaha sebesar Rp 2 miliar lebih. Dan kalau sampai terjadi penjualan asset itu bukan jalan keluar, karena pengurus baru adalah wajah lama yang sudah semestinya tahu alur pengeluaran dan pendapatan dari koperasi, kalau sampai tidak tahu, lantas apa yang mereka kerjakan sebagai pengurus,” tutur Sodiq Panani yang juga Kepala Sekolah SDN Babadan Pace itu, Senin (3/8).
Ia juga menambahkan, para guru tidak terima bila modal usaha koperasi yang seharusnya bisa bermanfaat bagi anggota koperasi, ternyata disalahgunakan. Apalagi KPRI sendiri saat ini juga menerima simpanan dana dari pihak ketiga sehingga pengelolaan uang usaha koperasi harus jelas. “Makanya, kami siap mempidanakan siapapun oknum pengurus Koperasi yang membawa uang yang nilainya miliaran itu. Karena kami sebagai anggota ini yang dirugikan oleh ulah oknum itu,” kata Sodiq.
Salah Satu Pengawas KPRI Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk, Isnaini Tri Supomo menjelaskan, modal usaha KPRI Kecamatan Pace tersebut diambil dari iuran wajib 200 anggota sebesar Rp 100 ribu perbulan, dana simpanan pihak ketiga, dan dari Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI).
“Kami sebagai pengawas mempertanyakan kemana dana Rp 2 miliar tersebut, kok hanya sekitar Rp 2 miliar saja yang beredar dalam KPRI Kecamatan Pace. Itu yang membuat anggota resah karena mempertanyakan keberadaan dana koperasi itu dimana,” kata Supomo.
Dikatakan Supomo, dampak dari dana KPRI senilai sekitar Rp 2 miliar yang tidak jelas tersebut sekarang ini sudah mulai ada anggota dari para guru di Kecamatan Pace mengajukan pengunduran diri dari keanggotaan KPRI. Para guru tidak menghendaki adanya pemotongan gaji setiap bulan untuk simpanan wajib KPRI setelah mengetahui tidak adanya kejelasan dalam penggunaan modal usaha Koperasi.
“Atas pengajuan pengunduran diri sejumlah anggota tersebut masih akan diajukan ke pengurus KPRI, dan kami berharap segera ada kejelasan tentang kemana dana usaha Rp 2 miliar itu. Kalau memang ada oknum pengurus lama KPRI yang menggunakan dana itu maka harus bisa dipertanggung jawabkan,” ujar Supomo.
Sementara Ketua KPRI Rukun Makmur Guru-guru Kecamatan Pace, Khotimudin menjelaskan, saat ini persoalan tersebut masih dalam proses pemeriksaan dan pelacakan pengurus KPRI Kecamatan Pace. Ini dikarenakan dalam Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) pengurus lama yang disampaikan dalam RAT (Rapat Anggota Tahunan) disebutkan modal usaha mencapai sekitar Rp 4 miliar. Namun dari jumlah uang tersebut ternyata yang beredar hanya sekitar Rp 2 miliar.
“Kami sebagai pengurus baru KPRI yang baru bekerja mulai awal Maret 2020 ini sedang melakukan pemeriksaan terhadap modal usaha Koperasi tersebut yang memang dirasa ada kejanggalan,” kata Khotimudin didampingi Sekretaris Pengurus KPRI Rukun Makmur Guru-guru Kecamatan Pace, Dwinoto.
Oleh karena itu, tambah Khotimudin, pengurus baru tidak akan melakukan rapat kerja sebelum ada kejelasan tentang modal usaha KPRI yang riil. Setidaknya melalui pemeriksaan mendalam, diharapkan dapat diketahui jumlah modal piutang dan sisa modalnya ada berapa.
“Sebetulnya hanya itu yang ingin kami ketahui saat dipilih menjadi Ketua KPRI yang baru. Mengenai surat pengunduran dari sejumlah guru yang menjadi anggota belum diterima pengurus hingga sekarang ini, dan kami berharap seluruh anggota KPRI Kecamatan Pace bersabar menunggu proses pemeriksaan yang dilakukan,” tutur Khotimudin. [ris]

Tags: