Uang Saku Anggota Dewan Sidoarjo Segera Dikepras

Kariktur DewanSidoarjo, Bhirawa
Kegiatan Bimtek dan kunker anggota DPRD Sidoarjo, mulai tahun 2015 akan mengalami perubahan mendasar baik uang saku maupun lokasi kegiatan Bimtek yang tak lagi bermalam di hotel tetapi harus menginap di mess Badan Diklat.
Uang saku atau SPJ anggota yang sebelumnya berkisar Rp1,650 juta akan dikepras hanya tinggal sepertiganya saja yakni paling banyak Rp565 ribu. Pengertian paling banyak artinya sekalipun kegiatan di tempat yang jauh seperti Batam misalnya itu uang sakunya hanya Rp565 ribu. Bila kegiatan itu dilakukan di dekat kota, maka uang sakunya tinggal Rp450 ribu. ”Waduh mas, ini membuat kami stress,” ucap anggota dewan dari Frakasi Golkar.
Sekwan DPRD Sidoarjo, Ir Endang Soejijanti, ditemui Rabu (12/11) membenarkan adanya pengurangan uang saku perjalanan dinas maupun Bimtek. Gubernur juga tak mau menandatangani Bimtek yang tak dilakukan di Badan Diklat. Di kota-kota besar saat ini sudah ada Badan Diklat jadi kegiatan Bimtek dilakukan di tempat itu. Sehingga seluruh kegiatan dilakukan di mess Badan Diklat, karena seluruh mess juga menyediakan tempat penginapan untuk peserta yang mengikuti Bimtek. Karena aturannya seperti itu, ya harus dijalani saja. ”Saya tinggal menjalankan tugas saja,” terangnya.
Menurut seorang anggota dewan yang menolak disebut namanya, aturan sebelumnya uang sakunya cukup lumayan, yakni bisa mendapatkan Rp1,650 juta per hari. Take home pay nya tinggal mengkalikan saja. Lazimnya kegiatan ditempuh 3 hari atau pulang bersih membawa sekitar Rp5 juta. Tetapi mulai tahun depan hanya Rp1,5 juta. Itupun tak bisa menginap di hotel bintang karena harus menginap di mess Badan Diklat. ”Biasanya kita tidur di hotel bintang empat,” katanya.
Fasilitas hotelnya juga berlaku satu kamar per orang. ”Jadi kalau anggota yang biasanya tidur mendengkur tak malu karena tidur sendirian di kamar hotelnya,” ujarnya. Tetapi kemungkinan ini akan berubah lagi dengan satu kamar untuk dua orang. Namun ia tidak mempermasalahkan bila satu kamar untuk dua orang, sebenarnya yang penting esensi dari kegiatan itu.
Dalam ketentuan yang baru ini, anggota yang absen dalam kegiatan tak dilarang. Namun dengan fasilitas seperti ini tampaknya banyak anggota yang tak berminat. Uang saku bersih Rp1,5 juta untuk tiga hari itu akan habis di jalan. Untuk menunggu teman di Bandara Juanda saja harus mengeluarkan kocek sendiri untuk kopi atau rokok sekitar Rp100 ribuĀ  hingga Rp200 ribu. Belum lagi ketika mendarat di Bandara tujuan juga tak bisa langsung pergi. Transit dulu di cafe Bandara, tentu mengeluarkan uang lagi. ”Mungkin harus berhemat seperti makan mie gelas, atau air mineral. Supaya pulang uang sakunya lumayan,” keluhnya. [hds]

Tags: